Anomaly

14,000,000 Leading Edge Experts on the ideXlab platform

Scan Science and Technology

Contact Leading Edge Experts & Companies

Scan Science and Technology

Contact Leading Edge Experts & Companies

The Experts below are selected from a list of 318210 Experts worldwide ranked by ideXlab platform

Pujiastuti Dwi - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Analisis SBA (Simple Bouguer Anomaly) Sebelum Gempa Padang Panjang 6 Maret 2007 Sebagai Prekursor Gempa Bumi
    'Perpustakaan Universitas Andalas', 2021
    Co-Authors: Rahmi Fhatihatul, Pujiastuti Dwi
    Abstract:

    Telah dilakukan penelitian mengenai analisis SBA (Simple Bouguer Anomaly) sebelum gempa Padang Panjang 6 Maret 2007 yang bertujuan untuk melihat adanya korelasi antara perubahan anomali gravitasi dengan kejadian gempa bumi.  Data gravitasi yang digunakan adalah data dari satelit GRACE (Gravity Recovery And Climate Experiment). Metode yang digunakan adalah metode time-lapse microgravity.  Hasil kontur anomali selisih SBA menunjukkan adanya polarisasi anomali gravitasi yang terjadi di sekitar episenter gempa pada 35 hari sebelum gempa.  Terdapat zona anomali tinggi di bagian tenggara dan zona anomali rendah di bagian barat daerah penelitian.  Berdasarkan hasil sayatan melintang pada kontur harian SBA, diperoleh nilai harian SBA dan grafik harian SBA yang menunjukkan penurunan secara perlahan dari 35 hari hingga 20 hari sebelum gempa.  Penurunan maksimum terjadi pada tanggal 12 Februari 2007.  Lalu diikuti kenaikan secara terus menerus dari 20 hari hingga 15 hari sebelum gempa.  Berdasarkan grafik selisih harian SBA, pada 35 hari sebelum gempa muncul anomali medan gravitasi tanggal 28 Januari 2007 dengan perubahan anomali gravitasi maksimum dari tanggal 22 – 23 Februari 2007 sebesar 0,490763281 µgal pada titik episenter gempa magnitudo 6,4 dan sebesar 0,49639576 µgal pada titik episenter gempa magnitudo 6,3. Sehingga anomali yang muncul tersebut dapat dijadikan pertanda awal (prekursor) gempa bumi. Kata kunci : anomali bouguer, gempa bumi, GRACE, gravitasi, polarisas

  • Identifikasi Sebaran Anomali Magnetik pada Daerah Prospek Panas Bumi Nagari Aie Angek, Kabupaten Tanah Datar
    'Perpustakaan Universitas Andalas', 2021
    Co-Authors: Hidayat Hanif, Putra Ardian, Pujiastuti Dwi
    Abstract:

    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran anomali magnetik pada daerah prospek panas bumi Nagari Aie Angek untuk mengetahui potensi panas bumi yang digambarkan dalam bentuk pemodelan sistem panas bumi. Penelitian yang dilakukan pada daerah berdimensi 1300 m × 1300 m yang terdiri dari 198 titik pengambilan data. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai anomali magnetik yang berada pada daerah tersebut berada pada rentang -2800 nT hingga 1800 nT dan didominasi oleh nilai magnetik negatif. Anomali magnetik negatif ini disebabkan oleh adanya sumber panas, reservoir dan pengaruh batuan sedimen vulkanik yang telah mengalami demagnetisasi. Data sebaran anomali magnetik ini diplot menjadi peta kontur yang selanjutnya dikontinuasi ke atas (smoothing) untuk menghilangkan pengaruh magnetik pada permukaan dan menekankan pengaruh regional. Berdasarkan hasil pemodelan dari sistem panas bumi didapatkan adanya indikasi caprock, reservoir dan batuan panas serta zona sesar yang berkaitan erat dengan sistem fluida hidrotermal. This research aims to identify the distribution of magnetic anomalies in the Nagari Aie Angek geothermal prospect area and determine the geothermal potential described in geothermal system modeling. This research was conducted in an area with 1300 m × 1300 m, consisting of 198 data collection points. From the research result, the magnetic Anomaly values obtained are in the range -2800 nT to 1800 nT and are dominated by negative magnetic values. This negative magnetic Anomaly is caused by heat sources, reservoirs, and the influence of demagnetized volcanic sedimentary rocks. This magnetic Anomaly distribution data is plotted into a contour map, which is then performed by upward continuation (smoothing) to eliminate magnetic influence on the surface and emphasize regional effects. Based on the geothermal system’s modeling results, it is found that there are indications of caprock, reservoir, and hot rock, as well as a fault zone that is closely related to the hydrothermal fluid system

Damar Auriga Daniswara - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • analisis deteksi malicious activity menggunakan metode analisis malware dinamis berbasis anomali
    eProceedings of Engineering, 2019
    Co-Authors: Damar Auriga Daniswara
    Abstract:

    Abstrak Perkembangan teknologi yang semakin meningkat memberikan peluang terjadinya cyber-crime dengan memanfaatkan penggunaan internet. Salah satu kejahatan cyber yang dapat merugikan individu ataupun perusahaan adalah serangan dari malware. Malware merupakan software yang sengaja dirancang untuk pencurian data, manipulasi data serta mendapatkan akses penuh terhadap host yang sudah terinfeksi. Menurut situs av-test.org serangan malware semakin meningkat hingga 902.82 juta malware pada tahun 2019 dan menyebabkan kerugian hingga 11.7 juta dollar Amerika. Berdasarkan masalah tersebut, maka diperlukan analisis deteksi malware yang bertujuan untuk melihat malicious activity yang dilakukan oleh malware ketika malware dieksekusi pada komputer. Analisis dilakukan menggunakan metode analisis malware dinamis berbasis anomali yaitu dengan menjalankan sampel malware pada suatu environment yang sudah dirancang pada Virtual Machine. Anomali merupakan sebuah pola yang tidak sesuai dengan pola normal suatu program. Penelitian ini dilakukan dengan menguji 10 sampel malware yang diunduh secara random dan dianalisis menggunakan tiga tools yang berbeda untuk mendeteksi sampel malware. Anomali dari malware dilihat dari aktivitas yang mencurigakan, registry yang di akses dan API yang dipanggil oleh sampel malware. Hasil pengujian menggunakan tools akan dicocokkan dengan malicious activity data set yang berupa kumpulan API yang dipanggil oleh sampel malware, sehingga diperoleh hasil 40% dari total 10 sampel yang diuji terbukti merupakan malware. Kata kunci : malware, analisis malware, cyber-crime, analisis malware dinamis, anomaliAbstract With the advance in technology and broader use of internet, comes a greater threat in cyber-crime. One of such that can potentially harm individuals or companies is malware attack. Malware is a software that is thoroughly designed for data theft, data manipulation and full access control of the infected hosts. According to av-test.org, malware attacks have increased to 902.82 million malwares in 2019 and caused losses of up to 11.7 million US dollars. One of the ways to tackle these problems is to design a malware detection analysis which aims to detect malicious activity carried out by malware during the time it is executed. The analysis was carried out using Anomaly-based dynamic malware analysis method, namely by running malware samples in an environment that was designed in Virtual Machine. Anomaly is a pattern that is not in accordance with the normal pattern of a program. This study was conducted by testing 10 randomly downloaded malware samples which were then analyzed using three different malware-detection tools. Anomalies from malware are tracked from suspicious activity, registry accessed and API calls by malware samples. The test results are then matched with malicious activity data sets in the form of a collection of APIs called by malware samples, which shows that 40% of the 10 samples tested proven to be malware. Keywords: malware, malware analysis, cyber-crime, dynamic malware analysis, Anomaly

  • ANALISIS DETEKSI MALICIOUS ACTIVITY MENGGUNAKAN METODE ANALISIS MALWARE DINAMIS BERBASIS ANOMALI
    Universitas Telkom S1 Sistem Informasi, 2019
    Co-Authors: Damar Auriga Daniswara
    Abstract:

    Perkembangan teknologi yang semakin meningkat memberikan peluang terjadinya cyber-crime dengan memanfaatkan penggunaan internet. Salah satu kejahatan cyber yang dapat merugikan individu ataupun perusahaan adalah serangan dari malware. Malware merupakan software yang sengaja dirancang untuk pencurian data, manipulasi data serta mendapatkan akses penuh terhadap host yang sudah terinfeksi. Menurut situs av-test.org serangan malware semakin meningkat hingga 902.82 juta malware pada tahun 2019 dan menyebabkan kerugian hingga 11.7 juta dollar Amerika. Berdasarkan masalah tersebut, maka diperlukan analisis deteksi malware yang bertujuan untuk melihat malicious activity yang dilakukan oleh malware ketika malware dieksekusi pada komputer. Analisis dilakukan menggunakan metode analisis malware dinamis berbasis anomali yaitu dengan menjalankan sampel malware pada suatu environment yang sudah dirancang pada Virtual Machine. Anomali merupakan sebuah pola yang tidak sesuai dengan pola normal suatu program. Penelitian ini dilakukan dengan menguji 10 sampel malware yang diunduh secara random dan dianalisis menggunakan tiga tools yang berbeda untuk mendeteksi sampel malware. Anomali dari malware dilihat dari aktivitas yang mencurigakan, registry yang di akses dan API yang dipanggil oleh sampel malware. Hasil pengujian menggunakan tools akan dicocokkan dengan malicious activity data set yang berupa kumpulan API yang dipanggil oleh sampel malware, sehingga diperoleh hasil 40% dari total 10 sampel yang diuji terbukti merupakan malware. Kata kunci : malware, analisis malware, cyber-crime, analisis malware dinamis, anomal

Fhatihatul Rahmi - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Analisis SBA (Simple Bouguer Anomaly) Sebelum Gempa Padang Panjang 6 Maret 2007
    2021
    Co-Authors: Fhatihatul Rahmi
    Abstract:

    Telah dilakukan penelitian mengenai analisis SBA (Simple Bouguer Anomaly) sebelum gempa Padang Panjang 6 Maret 2007 yang bertujuan untuk melihat adanya korelasi antara perubahan anomali gravitasi dengan kejadian gempa bumi. Data gravitasi yang digunakan adalah data dari satelit GRACE (Gravity Recovery And Climate Experiment). Metode yang digunakan adalah metode time-lapse microgravity. Hasil kontur anomali selisih SBA menunjukkan adanya polarisasi anomali gravitasi yang terjadi di sekitar episenter gempa pada 35 hari sebelum gempa. Terdapat zona anomali tinggi di bagian tenggara dan zona anomali rendah di bagian barat daerah penelitian. Berdasarkan hasil sayatan melintang pada kontur harian SBA, diperoleh nilai harian SBA dan grafik harian SBA yang menunjukkan penurunan secara perlahan dari 35 hari hingga 20 hari sebelum gempa. Penurunan maksimum terjadi pada tanggal 12 Februari 2007. Lalu diikuti kenaikan secara terus menerus dari 20 hari hingga 15 hari sebelum gempa. Berdasarkan grafik selisih harian SBA, pada 35 hari sebelum gempa muncul anomali medan gravitasi tanggal 28 Januari 2007 dengan perubahan anomali gravitasi maksimum dari tanggal 22 – 23 Februari 2007 sebesar 0,490763281 µgal pada titik episenter gempa magnitudo 6,4 dan sebesar 0,49639576 µgal pada titik episenter gempa magnitudo 6,3. Sehingga anomali yang muncul tersebut dapat dijadikan pertanda awal (prekursor) gempa bumi

Rahmi Fhatihatul - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Analisis SBA (Simple Bouguer Anomaly) Sebelum Gempa Padang Panjang 6 Maret 2007 Sebagai Prekursor Gempa Bumi
    'Perpustakaan Universitas Andalas', 2021
    Co-Authors: Rahmi Fhatihatul, Pujiastuti Dwi
    Abstract:

    Telah dilakukan penelitian mengenai analisis SBA (Simple Bouguer Anomaly) sebelum gempa Padang Panjang 6 Maret 2007 yang bertujuan untuk melihat adanya korelasi antara perubahan anomali gravitasi dengan kejadian gempa bumi.  Data gravitasi yang digunakan adalah data dari satelit GRACE (Gravity Recovery And Climate Experiment). Metode yang digunakan adalah metode time-lapse microgravity.  Hasil kontur anomali selisih SBA menunjukkan adanya polarisasi anomali gravitasi yang terjadi di sekitar episenter gempa pada 35 hari sebelum gempa.  Terdapat zona anomali tinggi di bagian tenggara dan zona anomali rendah di bagian barat daerah penelitian.  Berdasarkan hasil sayatan melintang pada kontur harian SBA, diperoleh nilai harian SBA dan grafik harian SBA yang menunjukkan penurunan secara perlahan dari 35 hari hingga 20 hari sebelum gempa.  Penurunan maksimum terjadi pada tanggal 12 Februari 2007.  Lalu diikuti kenaikan secara terus menerus dari 20 hari hingga 15 hari sebelum gempa.  Berdasarkan grafik selisih harian SBA, pada 35 hari sebelum gempa muncul anomali medan gravitasi tanggal 28 Januari 2007 dengan perubahan anomali gravitasi maksimum dari tanggal 22 – 23 Februari 2007 sebesar 0,490763281 µgal pada titik episenter gempa magnitudo 6,4 dan sebesar 0,49639576 µgal pada titik episenter gempa magnitudo 6,3. Sehingga anomali yang muncul tersebut dapat dijadikan pertanda awal (prekursor) gempa bumi. Kata kunci : anomali bouguer, gempa bumi, GRACE, gravitasi, polarisas

Azhari, Na'ila Yuni - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Aplikasi Metode Moving Average Dan Upward Continuation Pada Data Anomali Gravitasi Bouguer Untuk Pemodelan Bawah Permukaan Dan Analisis Patahan Pulau Flores Dan Timor
    2021
    Co-Authors: Azhari, Na'ila Yuni
    Abstract:

    Telah dilakukan pemodelan dan interpretasi struktur bawah permukaan Pulau Flores dan Timor Provinsi Nusa Tenggara Timur berdasarkan analisis data gravitasi. Provinsi Nusa Tenggara Timur, khususnya Flores yang mana dilewati oleh cincin api pasifik (Ring of Fire) menjadi salah satu wilayah dengan tingkat kegempaan yang tinggi. Hal ini disebabkan karena adanya zona subduksi dan aktivitas sesar atau patahan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara kualitatif, semi-kuantitatif dan kuantitatif adanya patahan beserta persebaran densitas batuan bawah permukaan dengan memanfaatkan data sekunder anomali gravitasi udara bebas. Data diperoleh dari Topex. Data ini diolah menjadi data anomali Bouguer Lengkap. Pemisahan anomali regional dan residual menggunakan metode upward continuation hingga ketinggian 11 km dan metode moving average. Anomali residual yang dihasilkan selanjutnya digunakan untuk analisis derivative. Pemodelan bawah permukaan dilakukan dengan dua dimensi dan juga tiga dimensi. Anomali Bouguer lengkap menunjukkan anomali tertinggi di bagian utara yang merupakan zona sesar sungkup belakang busur Flores dan daerah cekungan Flores, sedangkan anomali gravitasi terendah berada di bagian tenggara yang merupakan zona patahan-patahan dan zona subduksi dengan kerak benua Australia. Hasil analisis derivative pada penelitian ini terdapat 19 lintasan yang menunjukkan adanya struktur patahan/sesar. Berdasarkan model 3D anomali regional menghasilkan densitas batuan penyusun bawah permukaan rata-rata 2,5 gr/cm3 dan untuk anomali residual adalah 2,56 gr/cm3. Oleh karena itu, Pulau Flores dan Timor daerah penelitian didominasi oleh batuan sedimen, diantaranya batu pasir (sandstone), batu gamping (limestone), andesit, dan granit. Hasil ini juga sesuai dengan hasil pemodelan 2D. ================================================================================================ Modeling and interpretation of the subsurface structures of the islands of Flores and Timor, East Nusa Tenggara Province has been done based on analysis of gravity data. The province of East Nusa Tenggara, especially Flores, which is passed by the Pacific Ring of Fire, is one of the areas with a high level of seismicity. This is due to the subduction zone and fault activity. Therefore, this study aims to analyze qualitatively, semi-quantitatively and quantitatively the existence of faults and the distribution of subsurface rock density by utilizing secondary data of free air gravity Anomaly. Data obtained from Topex. This data is processed into Complete Bouguer Anomaly data. The separation of regional and residual anomalies using the upward continuation method on 33 km and the moving average method. The resulting residual Anomaly is then used for derivative analysis. Subsurface modeling is carried out in two dimensions as well as three dimensions. The complete Bouguer Anomaly shows the highest Anomaly in the northern part which is the back thrust fault zone of the Flores arc and the Flores basin area, while the lowest gravity Anomaly is in the southeast which is a fault zone and subduction zone with the Australian continental crust. The results of the derivative analysis in this research were 19 lines that indicated the existence of a fault structure. Based on the 3D model of regional anomalies, the density of the subsurface constituent rocks is an average of 2.5 gr/cm3 and for the residual Anomaly is 2.56 gr/cm3. Therefore, the islands of Flores and Timor are dominated by sedimentary rocks, including sandstone, limestone, andesite, and granite. This result is also in accordance with the 2D modeling results