The Experts below are selected from a list of 8055 Experts worldwide ranked by ideXlab platform
G. Marcelin - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.
-
Synthesis of octane enhancers during slurry-phase Fischer-Tropsch
1992Co-Authors: G. MarcelinAbstract:The objective of this project is to investigate three possible routes to the formation of ethers, in particular methyl tert-butyl ether (MTBE), during slurry phase Fischer-Tropsch reaction. The three reaction schemes to be investigated are: Addition of Isobutylene during the formation of methanol and/or higher alcohols directly from CO and H{sub 2} during slurry-phase Fischer-Tropsch. Addition of Isobutylene to FT liquid products including alcohols in a slurry-phase reactor containing an MTBE or other acid catalyst. Addition of methanol to slurry phase FT synthesis making iso-olefins.
-
Synthesis of octane enhancers during slurry-phase Fischer-Tropsch. Quarterly technical progress report No. 5, October 1, 1991--December 31, 1991
1992Co-Authors: G. MarcelinAbstract:The objective of this project is to investigate three possible routes to the formation of ethers, in particular methyl tert-butyl ether (MTBE), during slurry phase Fischer-Tropsch reaction. The three reaction schemes to be investigated are: Addition of Isobutylene during the formation of methanol and/or higher alcohols directly from CO and H{sub 2} during slurry-phase Fischer-Tropsch. Addition of Isobutylene to FT liquid products including alcohols in a slurry-phase reactor containing an MTBE or other acid catalyst. Addition of methanol to slurry phase FT synthesis making iso-olefins.
Robson F. Storey - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.
-
quasi living cationic polymerization of styrene and Isobutylene measurement of run number and calculation of apparent rate constant of ionization by ticl4
Macromolecules, 2003Co-Authors: Robson F. Storey, Q A ThomasAbstract:The run number (RN), the average number of monomer units added per ionization−termination cycle, was measured at −70 °C from first-order kinetic data for cationic quasi-living polymerization of styrene and Isobutylene initiated with 5-tert-butyl-1,3-bis(2-chloro-2-propyl)benzene (bDCC)/TiCl4 in 60/40 MCHex/MeCl, via analysis of an initiation event termed rapid monomer consumption (RMC). RMC is characterized by an initial period of high polymerization rate followed by slower first-order decay in monomer concentration and is due to a larger ionization rate for the initiator compared to that for the polymer chain end. Styrene RN was found to decrease with increasing initiator concentration while that for Isobutylene remained relatively unchanged; the dependence of styrene RN on initiator concentration was attributed to chain transfer to initiator during RMC. RN in the limit of zero initiator concentration was determined to be 39 and 4.7 for 0.5 M styrene and Isobutylene, respectively. Apparent rate constants...
-
Aspects of the Synthesis of Poly(Styrene-B-Isobutylene-B-Styrene) Block Copolymers
1993Co-Authors: Robson F. Storey, Bj ChisholmAbstract:Poly(styrene-b-Isobutylene-b-styrene) block copolymers were synthesized by the addition of a solution of styrene to living polyIsobutylene chains produced from a dicumyl chloride/TiCl{sub 4}/pyridine initiating system. The effect of the time of the styrene addition was investigated with respect to product polymer composition. Styrene addition at an Isobutylene reaction time far exceeding the time necessary for complete Isobutylene consumption was found to result in a very rapid polymerization of styrene, some of which was blocked properly and some of which was not. Conversely, premature addition of styrene (at intermediate Isobutylene conversion) resulted in retardation of the polymerization and possible creation of a transitional random copolymer block. The appropriate time for styrene addition seems to be at an Isobutylene conversion which corresponds to the point of departure from linearity of a plot of {minus}ln1{minus}(DP{sub n}[I]{sub o}/[M]{sub o}) vs time. Linearity of this plot ensures the absence of chain transfer and termination, and for the Isobutylene polymerization system under investigation, the point of departure from linearity has been determined to be an approximately 90% conversion.
Marc A Hillmyer - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.
-
hydroxy telechelic poly ethylene co Isobutylene as a soft segment for thermoplastic polyurethanes
Polymer Chemistry, 2015Co-Authors: Yanzhao Wang, Marc A HillmyerAbstract:Facile preparation of linear amorphous hydroxy-telechelic poly(ethylene-co-Isobutylene) (PEIB) was enabled by ROMP of a new monomer, (Z)-5,5-dimethylcyclooct-1-ene (Me2COE). Control of the equivalent Isobutylene content and the resulting thermal properties was accomplished via copolymerization with COE. The applicability as a prepolymer was demonstrated by the synthesis of a tough, elastic and free-standing polyurethane film.
Kusumadewi Josita - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.
-
PRARANCANGAN PABRIK Isobutylene DARI TERT-BUTYL ALKOHOL DENGAN PROSES DEHIDRASI KAPASITAS 40.000 TON/TAHUN
2016Co-Authors: Kusumadewi JositaAbstract:INTISARI Jagis Rama Wijaya dan Josita Kusumadewi, 2015, Prarancangan Pabrik Isobutylene dari tert-Butyl Alkohol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas 40.000 ton/tahun, Jurusan Teknik Kimia, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Isobutylene banyak digunakan dalam industri kimia sebagai bahan baku alkylate gasoline, polimer gasoline, straight fuel use, MTBE, di/triIsobutylene, butyl rubber, polybutene, isoprene dan bahan kimia lainnya. Untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri yang masih harus impor dan adanya peluang ekspor yang masih terbuka, maka dirancang pabrik Isobutylene dengan kapasitas 40.000 ton/tahun kebutuhan bahan baku tert-butyl alkohol sebanyak 60.176,17 ton/tahun, yang diimpor dari China. Pabrik direncanakan berdiri di Kawasan Industri Cilegon, Jawa Barat pada tahun 2021. Pembuatan Isobutylene melalui 3 tahap yaitu tahap persiapan bahan baku, tahap pembentukan produk, dan tahap pemurnian produk. Reaksi pembentukan Isobutylene dari tert-butyl alkohol berlangsung di dalam reaktor alir tangki berpengaduk dengan katalis styrene-divinylbenzene (DVB), reaksi berlangsung pada suhu 80°C dan tekanan 12,83 atm. Sebanyak 73% mol tert-butyl alkohol terkonversi menjadi Isobutylene. Unit pendukung proses meliputi unit pengadaan air, steam, listrik, udara tekan, dan bahan bakar. Unit pengadaan air terdiri dari unit pengadaan air pendingin dengan kebutuhan sebesar 0,1895 L/kg produk, unit pengadaan air make up umpan boiler dengan kebutuhan sebesar 0,2080 L/kg produk, dan unit pengadaan air konsumsi umum dan sanitasi yang bersumber dari Krakatau Tirta Industri dengan kebutuhan sebesar 6,719 m3/hari. Unit pengadaan udara tekan dengan kebutuhan 0,0113 m3/kg produk. Unit pengadaan listrik dengan kebutuhan daya listrik sebesar 281,70 kWh/hari dipenuhi oleh PLN dan cadangan generator dengan kapasitas 320 kW. Unit pengadaan bahan bakar untuk furnace berupa IDO sebesar 0,0949 L/kg produk. Pabrik juga didukung dengan laboratorium yang berfungsi untuk mengontrol kualitas bahan baku dan produk. Bentuk perusahaan yang dipilih adalah Perseroan Terbatas dengan struktur line and staff. Jumlah kebutuhan tenaga kerja sebanyak 156 orang. Dari hasil analisis ekonomi diperoleh Percent Return on Investment (ROI) sebelum pajak 92,17%, setelah pajak 64,52%, Pay Out Time (POT) sebelum pajak 0,98 tahun, setelah pajak 1,34 tahun, Break Event Point (BEP) 49,71%, Shut Down Point (SDP) 43,16% dan Discounted Cash Flow (DCF) 24,16%. Berdasarkan hasil evaluasi diatas, maka pabrik Isobutylene dari tert-butyl alkohol dengan proses dehidrasi kapasitas 40.000 ton/tahun dinilai layak didirikan di Indonesia
Wijaya, Jagis Rama - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.
-
Prarancangan Pabrik Isobutylene Dari Tert-Butyl Alkohol Dengan Proses Dehidrasi Kapasitas 40.000 To/Tahun
2018Co-Authors: Wijaya, Jagis RamaAbstract:Jagis Rama Wijaya dan Josita Kusumadewi, 2017, Prarancangan Pabrik Isobutylene dari tert-Butyl Alkohol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas 40.000 ton/tahun, Jurusan Teknik Kimia, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Isobutylene banyak digunakan dalam industri kimia sebagai bahan baku alkylate gasoline, polimer gasoline, straight fuel use, MTBE, di/triIsobutylene, butyl rubber, polybutene, isoprene dan bahan kimia lainnya. Untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri yang masih harus impor dan adanya peluang ekspor yang masih terbuka, maka dirancang pabrik Isobutylene dengan kapasitas 40.000 ton/tahun kebutuhan bahan baku tert-butyl alkohol sebanyak 60.176,17 ton/tahun, yang diimpor dari China. Pabrik direncanakan berdiri di Kawasan Industri Cilegon, Jawa Barat pada tahun 2021. Pembuatan Isobutylene melalui 3 tahap yaitu tahap persiapan bahan baku, tahap pembentukan produk, dan tahap pemurnian produk. Reaksi pembentukan Isobutylene dari tert-butyl alkohol berlangsung di dalam reaktor alir tangki berpengaduk dengan katalis styrene-divinylbenzene (DVB), reaksi berlangsung pada suhu 80°C dan tekanan 12,83 atm. Sebanyak 73% mol tert-butyl alkohol terkonversi menjadi Isobutylene. Unit pendukung proses meliputi unit pengadaan air, steam, listrik, udara tekan, dan bahan bakar. Unit pengadaan air terdiri dari unit pengadaan air pendingin dengan kebutuhan sebesar 0,1895 L/kg produk, unit pengadaan air make up umpan boiler dengan kebutuhan sebesar 0,2080 L/kg produk, dan unit pengadaan air konsumsi umum dan sanitasi yang bersumber dari Krakatau Tirta Industri dengan kebutuhan sebesar 6,719 m3/hari. Unit pengadaan udara tekan dengan kebutuhan 0,0113 m3/kg produk. Unit pengadaan listrik dengan kebutuhan daya listrik sebesar 281,70 kWh/hari dipenuhi oleh PLN dan cadangan generator dengan kapasitas 320 kW. Unit pengadaan bahan bakar untuk furnace berupa IDO sebesar 0,0949 L/kg produk. Pabrik juga didukung dengan laboratorium yang berfungsi untuk mengontrol kualitas bahan baku dan produk. Bentuk perusahaan yang dipilih adalah Perseroan Terbatas dengan struktur line and staff. Jumlah kebutuhan tenaga kerja sebanyak 156 orang. Dari hasil analisis ekonomi diperoleh Percent Return on Investment (ROI) sebelum pajak 92,17%, setelah pajak 64,52%, Pay Out Time (POT) sebelum pajak 0,98 tahun, setelah pajak 1,34 tahun, Break Event Point (BEP) 49,71%, Shut Down Point (SDP) 43,16% dan Discounted Cash Flow (DCF) 24,16%. Berdasarkan hasil evaluasi diatas, maka pabrik Isobutylene dari tert-butyl alkohol dengan proses dehidrasi kapasitas 40.000 ton/tahun dinilai layak didirikan di Indonesia
