Kumis

14,000,000 Leading Edge Experts on the ideXlab platform

Scan Science and Technology

Contact Leading Edge Experts & Companies

Scan Science and Technology

Contact Leading Edge Experts & Companies

The Experts below are selected from a list of 1140 Experts worldwide ranked by ideXlab platform

Lebang, Julianri S. - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • UJI AKTIVITAS ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK ETANOL DAUN Kumis KUCING (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus Norvegicus)
    'Universitas Sam Ratulangi', 2021
    Co-Authors: Mokalu, Frinsia Rutly, Bodhi Widdhi, Lebang, Julianri S.
    Abstract:

    ABSTRACT Kumis Kucing Leaves (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.) contains flavonoid compounds that has antioxidants activity that inhibits the action of the enzyme xanthine oxidase with reduced uric acid as result. This research is done to find out the effects antihyperuricemia ethanol extract of Kumis Kucing leaves on male white rat (Rattus norvegicus). 15 rats were used in this research and there were 5 treatment groups that is negative control (NACMC 1%), positive control (Allopurinol) 1,8 mg, and Kumis Kucing leaves extract group with dosage of 4,5 mg, 9 mg, 18 mg. The result of this research showed a decrease on uric acid value after ethanol extract of Kumis Kucing leave were given. The next result of this research used ANOVA test and LSD test, that showed the ethanol extract of Kumis Kucing leave had Antihyperuricemia activity on male white rat.Keywords:  Orthosiphon aristatus (Blume.) Miq., Antihyperuricemia, Rattus norvegicus.   ABSTRAK Daun Kumis kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.) mengandung senyawa flavonoid yang mempunyai aktivitas antioksidan yang dapat menghambat kerja enzim xantin oksidase sehingga pembentukan asam urat berkurang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek antihiperurisemia ekstrak etanol daun Kumis kucing, terhadap tikus putih jantan (Rattus norvegicus). Penelitian ini menggunakan 15 ekor tikus dan terdapat 5 kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif (NaCMC 1%), kontrol positif (Allopurinol) 1,8 mg, dan kelompok ekstrak daun Kumis kucing dengan dosis 4,5 mg, 9 mg, 18 mg. Hasil penelitian menunjukkan nilai asam urat mengalami penurunan setelah diberikan ekstrak etanol daun Kumis kucing. Hasil penelitian selanjutnya dianalisis menggunakan uji ANOVA dan uji LSD, menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Kumis kucing memiliki aktivitas antihiperurisemia terhadap tikus putih jantan. Kata kunci: Orthosiphon aristatus (Blume.) Miq., Antihiperurisemia, Rattus norvegicu

Mitaningrum, Nikita Yurinda - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Pengaruh Pemberian Ekstrak Kasar Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus) Terhadap Histopatologi Insang Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang Terinfeksi Aeromonas hydrophila.
    2019
    Co-Authors: Mitaningrum, Nikita Yurinda
    Abstract:

    Kegiatan Perikanan memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian Negara. Salah satu produksi perikanan yang memiliki pengaruh besar adalah budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus). Namun dalam budidaya ikan nila mengalami masalah, salah satunya adalah timbulnya penyakit. Penyakit yang sering menginfeksi ikan nila adalah bakteri Aeromonas hydrophila. Untuk mengatasi hal tersebut pembudidaya seringkali menggunakan antibiotik. Penggunaan antibiotik secara terus menerus dapat menimbulkan dampak negatif antara lain dapat membuat antibiotik resisten dan dapat mencemari lingkungan periran. Sehingga dibutuhkan alternatf untuk mengendalikan adanya A. hydrophila yang tidak menimbulkan efek negatif dan ramah lingkungan. Salah satu tanaman obat yang dapat digunakan adalah daun Kumis kucing (Orthosiphon aristatus). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun Kumis kucing (O. aristatus) terhadap histopatologi insang ikan nila (O. niloticus) yang terinfeksi bakteri A. hydrophila. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2018 di Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan, Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan, Laboratorium Budidaya Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Pada penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan, 2 kontrol, dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah ekstrak kasar daun Kumis kucing (O. aristatus) dengan dosis 9 ppm, 29 ppm, 49 ppm dan 69 ppm. Penggambilan jaringan insang dilakukan pada hari ke 5 setelah perlakuan. Analisa data menggunakan skoring. Uji MIC (Minimum Inhibition Concentration) dilakukan dengan menggunakan berbagai macam dosis dari ekstrak daun Kumis kucing (Orthosiphon aristatus) dengan menggunakan pelarut aquades yang bertujuan untuk mengetahui dosis terkecil dalam menghambat bakteri A. hydrophila. Hasil yang diperoleh dalam penelitian pendahuluan yaitu pada dosis ekstrak kasar daun Kumis kucing (Orthosiphon aristatus) menunjukkan bahwa dosis 9 ppm dapat menghambat bakteri A. hydrophila, dengan dosis 9 ppm tersebut maka dilakukan uji MIC dengan range yang lebih kecil karena dimungkinkan dengan range yang lebih kecil dapat menghambat pertumbuhan bakteri A. hydrophila sehingga didapatkan dosis yaitu 9 ppm, 8 ppm, 7 ppm, 6 ppm, 5 ppm, 4 ppm, 3 ppm, dan 2 ppm. Hasil perlakuan pemberian ekstrak kasar daun Kumis kucing (O. aristatus) memberikan pengaruh terhadap histopatologi insang ikan nila (O. niloticus). Kerusakan jaringan insang yang terjadi pada saat penelitian adalah hiperplasia dan fusi. Hasil penelitian menunjukkan kerusakan jaringan insang yang terendah adalah perlakuan D dengan dosis 69 ppm. Perlakuan terbaik pada penelitian ini adalah perlakuan D dengan dosis 69 ppm. Namun diperlukan adanya penelitian lebih tinggi dan penelitian lanjutan untuk mengetahui dosis optimal ekstrak kasar daun Kumis kucing (O. aristatus) untuk histopatologi ikan nila (O. niloticus) yang terinfeksi A. hydrophila. Pengukuran suhu pada penelitian ini dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi pada pukul 08.00 WIB dan pada sore hari pukul 16.00 WIB. Hasil pengukuran suhu air pada media penelitian bekisar antara 23,70C – 25,50C. Hasil pengukuran pH yang dilakukan selama penelitian yaitu memiliki kisaran 6,95 – 7,50. Hasil pengukuran DO selama penelitian berkisar antara 5,50 mg/l – 7,90 mg/l

Ratnasari Desi - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Pengaruh Pemberian Ekstrak Kasar Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus) Terhadap Histopatologi Hati Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang Terinfeksi Aeromonas hydrophila
    2019
    Co-Authors: Ratnasari Desi
    Abstract:

    Salah satu produksi perikanan yang memiliki pengaruh besar adalah budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus). Penggunaan antibiotik secara terus menerus dapat menimbulkan dampak negatif antara lain dapat membuat antibiotik resisten dan dapat mencemari lingkungan periran. Sehingga dibutuhkan alternatif untuk mengendalikan adanya A. hydrophila yang tidak menimbulkan efek negatif dan ramah lingkungan. Salah satu tanaman obat yang dapat digunakan adalah daun Kumis kucing (Orthosiphon aristatus). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun Kumis kucing (O. aristatus) terhadap histopatologi hati ikan nila (O.niloticus) yang terinfeksi bakteri A. hydrophila. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai November 2018 di Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan, Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan, Laboratorium Budidaya Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Pada penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan, 2 kontrol, dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah ekstrak kasar daun Kumis kucing (O. aristatus) dengan dosis 9 ppm, 29 ppm, 49 ppm dan 69 ppm. Pengambilan jaringan hati dilakukan pada hari ke 5 setelah perlakuan. Analisa data menggunakan skoring. Hasil perlakuan pemberian ekstrak kasar daun Kumis kucing (O. aristatus) memberikan pengaruh terhadap histopatologi hati ikan nila (O.niloticus). Kerusakan jaringan Hati yang terjadi pada saat penelitian adalah kongesti dengan hasil rerata skoring terendah pada perlakuan D yaitu 1,20 dan hemoragi dengan hasil rerata skoring terendah terdapat pada perlakuan D yaitu 1,00. Hasil penelitian menunjukkan hasil uji Mic 9ppm, dari uji LD50 diperoleh dosis terbaik 20ppm, kerusakan jaringan hati yang terendah adalah perlakuan D dengan dosis 69 ppm dan Kelulushidupan Ikan yang terbaik terdapat pada perlakuan D dengan dosis 69ppm dengan hasil keluluhidupan ikan mencapai 88,8% dapat disimpukan bahwa ekstrak kasar daun Kumis kucing (O. aristatus) berpengaruh terhadap kelulushidupan ikan nila (O. niloticus). Perlakuan terbaik pada penelitian ini adalah perlakuan D dengan dosis 69 ppm. Namun diperlukan adanya penelitian lebih tinggi dan penelitian lanjutan untuk mengetahui dosis optimal ekstrak kasar daun Kumis kucing (O. aristatus) untuk histopatologi ikan nila (O.niloticus) yang terinfeksi A. hydrophila

Maulana, Riskan Servira - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Ayam dan Jarak Tanam pada Pertumbuhan Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus Bl. Miq.)
    'Orissa Journal of Otolaryngology and Head and Neck Surgery', 2019
    Co-Authors: Maulana, Riskan Servira, Sunaryo Sunaryo, Nihayati Ellis
    Abstract:

    Kumis kucing adalah tanaman terna tahunan yang dapat dimanfaatkan daun dan batangnya sebagai obat herbal seperti mengobati infeksi kandung kemih, radang ginjal, diuretik, dan lainnya. Permintaan Kumis kucing dalam negeri cukup tinggi mencapai 20 ton tahun 2005. Akar yang tumbuh dari stek batang adalah akar serabut yang membutuhkan media tanam gembur. Pupuk kandang ayam mampu memperbaiki sifat fisik tanah dan memiliki kandungan hara N dan P yang tinggi. Pemanenan Kumis kucing secara pangkas menyebabkan percabangan, pelebaran tajuk serta shading. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk kandang ayam pada pertumbuhan dan hasil Kumis kucing. Penelitian dilaksanakan bulan Maret – Mei 2017 di Dadaprejo, Junrejo, Batu. Alat dan bahan yang digunakan meliputi alsintan, kamera, meteran, timbangan dan stek batang Kumis kucing serta pupuk kandang ayam. Penelitian dirancang acak kelompok secara faktorial dengan 4 kali pengulangan. Faktor pertama adalah jarak tanam terdiri 2 taraf (J1 : 30 cm x 30 cm); (J2: 40 cm x 40 cm). Faktor kedua adalah dosis pupuk kandang ayam terdiri 4 taraf (D1: 5 t ha­-1); (D2: 10 t ha­-1); (D3: 15 t ha­-1); dan (D4: 20 t ha­-1). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan Kumis kucing optimal pada jarak tanam 30 cm x 30 cm dengan dosis pukan ayam 15 t ha-1 sedangkan pada jarak tanam 40 cm x 40 cm dengan dosis pukan ayam 10 t ha-1. Hal ini dikarenakan pada jarak tanam rapat memiliki populasi tinggi sehingga membutuhkan pasokan nutrisi lebih tinggi dibandingkan pada jarak tanam renggang

  • Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Ayam Dan Jarak Tanam Pada Pertumbuhan Dan Hasil Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus Bl. Miq)
    2017
    Co-Authors: Maulana, Riskan Servira
    Abstract:

    Kumis kucing (Orthosiphon aristatus Bl. Miq) adalah tanaman terna tahunan yang dapat dimanfaatkan daun, batang dan rantingnya (herba bagian pucuk) sebagai obat herbal seperti mengobati infeksi ginjal, radang ginjal, infeksi kandung kemih, diuretik, dan lainnya. Potensi permintaan Kumis kucing dalam negeri masih sangat besar mencapai 20 ton tahun 2005. Kumis kucing umumnya ditanam dari stek batang. Akar yang tumbuh dari stek batang adalah akar serabut yang membutuhkan media tanam yang gembur seperti pupuk organik. Pupuk kandang ayam yang mampu memperbaiki sifat fisik tanah dan memiliki kandungan unsur hara N dan P yang tinggi. Kumis kucing merupakan tanaman yang tumbuh tegak dan bercabang. Cara panen Kumis kucing dengan cara pangkas menyebabkan percabangan, pelebaran tajuk dan shading. Pengaturan jarak tanam perlu dilakukan sehingga menyediakan ruang yang cukup antar tanaman dan tidak terjadi shading. Maka dilakukan penelitian kaitan jarak tanam dan dosis pupuk kandang ayam untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil optimal pada tanaman Kumis kucing. Penelitian dilakukan pada bulan Maret – Mei 2017 berlokasi di Dadaprejo, Junrejo, Batu dengan ketinggian tempat ialah ± 800 meter di atas permukaan laut, dengan suhu udara rata-rata 24º C dan curah hujan 200 – 280 mm per bulan. Penelitian dirancang acak kelompok secara faktorial. Terdapat 8 kombinasi perlakuan dengan 4 ulangan, meliputi jarak tanam 30 cm x 30 cm dengan dosis pupuk kandang ayam 5 ton ha-1 (J1D1), 10 t ha-1 (J1D2), 15 t ha-1 (J1D3), dan 20 t ha-1 (J1D4), serta jarak tanam 40 cm x 40 cm dengan dosis 5 t ha-1 (J2D1), 10 t ha-1 (J2D2), 15 t ha-1 (J2D3), dan 20 t ha-1 (J2D4). Pertumbuhan optimal Kumis kucing pada jarak tanam 30 cm x 30 cm dihasilkan dengan penambahan pupuk kandang ayam 15 t ha-1, sedangkan jarak tanam 40 cm x 40 cm dengan pupuk kandang ayam 10 t ha-1. Pada panen I, jarak tanam 30 cm x 30 cm dengan dosis pupuk kandang ayam 15 t ha-1 mampu menghasilkan simplisia kering Kumis kucing yang optimal sebesar 2,33 t ha-1 dan jarak 40 cm x 40 cm dengan dosis 20 t ha-1 mampu menghasilkan simplisia kering optimal sebesar 2,13 t ha-1. Pada panen II, jarak tanam 30 cm x 30 cm dengan dosis pupuk kandang ayam 15 t ha-1 mampu menghasilkan simplisia kering Kumis kucing yang optimal sebesar 5,47 t ha-1, sedangkan jarak 40 cm x 40 cm dengan dosis 15 t ha-1 mampu menghasilkan simplisia kering Kumis kucing optimal sebesar 5,09 t ha-1. Jarak tanam 30 cm x 30 cm dan 40 cm x 40 cm dengan penambahan pupuk kandang ayam 11,9 t ha-1 mampu menghasilkan akumulasi berat kering total (panen I dan II) sama sebesar 7,10 t ha-1 dengan persamaan y = -0,0167x2 + 0,6528x + 1,7054 dan y = -0,0086x2 + 0,3163x + 4,5634. Kombinasi perlakuan dengan R/C ratio tertinggi layak untuk diterapkan. Ditinjau dari keuntungan yang diperoleh, penanaman jarak tanam 30 cm x 30 cm dengan dosis 15 t ha-1 memiliki R/C ratio tertinggi sebesar 2,96 sedangkan penanaman jarak tanam 40 cm x 40 cm dengan dosis 10 t ha-1 memiliki R/C ratio tertinggi sebesar 3,10

Prastika, Rekno Lucy - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Pengaruh Pemberian Ekstrak Kasar Daun Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus) Terhadap Histopatologi Usus Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Yang Terinfeksi Aeromonas Hydrophila
    2019
    Co-Authors: Prastika, Rekno Lucy
    Abstract:

    Kegiatan Perikanan memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian Negara. Salah satu produksi perikanan yang memiliki pengaruh besar adalah budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus). Namun dalam budidaya ikan nila mengalami masalah, salah satunya adalah timbulnya penyakit. Penyakit yang sering menginfeksi ikan nila adalah bakteri Aeromonas hydrophila. Untuk mengatasi hal tersebut pembudidaya seringkali menggunakan antibiotik. Penggunaan antibiotik secara terus menerus dapat menimbulkan dampak negatif antara lain dapat membuat antibiotik resisten dan dapat mencemari lingkungan periran. Sehingga dibutuhkan alternatf untuk mengendalikan adanya A. hydrophila yang tidak menimbulkan efek negatif dan ramah lingkungan. Salah satu tanaman obat yang dapat digunakan adalah daun Kumis kucing (Orthosiphon aristatus). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun Kumis kucing (O. aristatus) terhadap histopatologi usus ikan nila (O. niloticus) yang terinfeksi bakteri A. hydrophila. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2018 di Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan, Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan, Laboratorium Budidaya Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Pada penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan, 2 kontrol, dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah ekstrak kasar daun Kumis kucing (O. aristatus) dengan dosis 9 ppm, 29 ppm, 49 ppm dan 69 ppm. Penggambilan jaringan hati dilakukan pada hari ke 5 setelah perlakuan. Analisa data menggunakan skoring. Hasil perlakuan pemberian ekstrak kasar daun Kumis kucing (O. aristatus) memberikan pengaruh terhadap histopatologi usus ikan nila (O. niloticus). Kerusakan jaringan usus yang terjadi pada saat penelitian adalah erosi vili an kongesti. Hasil penelitian menunjukkan kerusakan jaringan usus yang terendah adalah perlakuan D dengan dosis 69 ppm. Perlakuan terbaik pada penelitian ini adalah perlakuan D dengan dosis 69 ppm. Namun diperlukan adanya penelitian lebih tinggi dan penelitian lanjutan untuk mengetahui dosis optimal ekstrak kasar daun Kumis kucing (O. aristatus) untuk histopatologi ikan nila (O. niloticus) yang terinfeksi A. hydrophila