Nutrient Agar

14,000,000 Leading Edge Experts on the ideXlab platform

Scan Science and Technology

Contact Leading Edge Experts & Companies

Scan Science and Technology

Contact Leading Edge Experts & Companies

The Experts below are selected from a list of 279 Experts worldwide ranked by ideXlab platform

Hafizah Ilmi Sufa - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • kulit ari kedelai sebagai media alternatif Nutrient Agar untuk pertumbuhan escherichia coli dan staphylococcus aureus
    2020
    Co-Authors: Husnul Atikah, Asep Dermawan, Iis Kurniati, Hafizah Ilmi Sufa
    Abstract:

    Kulit ari kedelai merupakan limbah industri tempe yang memiliki kandungan nutrisi seperti protein. Protein merupakan komponen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri, dalam Nutrient Agar sumber protein berasal dari ekstrak daging sapi. Kandungan protein dalam kulit ari kedelai sebesar 14,45%, namun pemanfaatan limbah kulit ari kedelai masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pemanfaatan kulit ari kedelai sebagai media alternatif NA untuk pertumbuhan E. coli dan S. aureus dan untuk mengetahui pertumbuhan E. coli dan S. aureus pada media alternatif kulit ari kedelai. Penelitian dilakukan dengan metode studi literatur. Sebanyak 5 jurnal yang relevan dengan penelitian dilakukan analisis, satu dari lima jurnal merupakan media alternatif dengan kulit ari kedelai sebagai sumber protein dan empat dari lima jurnal merupakan media alternatif kulit ari kedelai sebagai sumber karbohidrat. Hasil analisis didapatkan bahwa bahwa kulit ari kedelai mengandung protein dan karbohidrat didalamnya. Kandungan protein dalam kulit ari kedelai dapat dijadikan sumber protein dalam sebuah media pertumbuhan, namun kandungan nutrisi yang masih komplek seperti karbohidrat dapat mempengaruhi pertumbuhan E. coli dan S. aureus pada media alternatif NA. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kulit ari kedelai kurang efektif jika dimanfaatkan sebagai sumber protein dalam media alternatif NA untuk pertumbuhan E. coli dan S. aureus dan pertumbuhan E. coli dan S. aureus pada media kulit ari kedelai kurang subur dibandingkan pada media NA. Kata kunci : Kulit ari kedelai, media alternatif NA, E. coli, S. aureus

  • tepung kacang tanah arachis hypogaea l sebagai media alternatif Nutrient Agar na untuk pertumbuhan staphylococcus aureus dan escherichia coli
    2020
    Co-Authors: Nur Fatihah Izzati, Asep Dermawan, Iis Kurniati, Hafizah Ilmi Sufa
    Abstract:

    ABSTRAK Mahalnya biaya media kultur bakteri menimbulkan penyediaan bahan di Laboratorium pendidikan dengan fasilitas kurang memadai. Sumber protein yang baik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi media kultur bakteri dan mudah ditemui di sekitar Provinsi Jawa umumnya biji kacang-kacangan salah satunya kacang tanah (Arachis hypogaea L). Penelitian ini dilakukan untuk menentukan tepung Kacang Tanah sebagai media alternatif untuk pertumbuhan S. aureus dan E. coli dan menentukan perbedaan jumlah dan bentuk koloni pada media Nutrient Agar dan media alternatif tepung kacang tanah. Jenis penelitian ini yang dilakukan adalah studi literatur, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian yaitu berupa data – data kepustakaan yang telah dicari, dipilih, disajikan dan dianalisis. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa kacang tanah kurang efektif jika dimanfaatkan sebagai sumber protein dalam media alternatif NA dan pertumbuhan S. aureus dan E. coli pada media kacang tanah kurang subur dibanding pada media NA sebagai kontrol. Sarannya Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan tentang media-media alami yang merupakan sumber protein sebagai media pertumbuhan alternatif bagi bakteri. Dan disarankan untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan penelitian di Laboratorium untuk melihat hasil yang maksimal dari kacang tanah sebagai media alternatif NA yang telah dilakukan. Kata kunci: Kacang tanah, Staphylococcus aureus, Escherichia coli.

  • tepung kacang merah phaseolus vulgaris sebagai media alternatif Nutrient Agar untuk pertumbuhan escherichia coli dan staphylococcus aureus
    2020
    Co-Authors: Anggia Permatasari, Asep Dermawan, Iis Kurniati, Hafizah Ilmi Sufa
    Abstract:

    Penggunaan media dalam cabang ilmu biologi yaitu mikrobiologi sangat penting untuk isolasi dan pertumbuhan bakteri. Mahalnya media pertumbuhan bakteri mendorong para peneliti untuk membuat media pertumbuhan bakteri yang berasal dari alam dengan biaya yang lebih ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan adanya pertumbuhan bakteri pada media alternatif kacang merah. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif dengan desain System Literature Review (SLR). Setelah meninjau hasil literatur, bahwa setiap penelitian yang menggunakan media alternatif kacang merah dapat menumbuhkan bakteri atau pun jamur, karena kacang merah mengandung protein dan karbohidrat yang tinggi serta nutrisi lainnya yang dapat berperan sebagai sumber energi yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan bakteri. Berdasarkan hasil analisis data yang didapatkan, disimpulkan bahwa kacang merah diduga dapat digunakan sebagai media alternatif untuk pertumbuhan E. coli dan S. aureus, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan bahwa kacang merah dapat digunakan sebagai media alternatif untuk pertumbuhan E. coli dan S. aureus.

Liu Yanlin - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • validate the identification effect of wl Nutrient Agar on wine yeast
    Journal of Microbiology, 2007
    Co-Authors: Liu Yanlin
    Abstract:

    35 yeasts colonies isolated from vineyards and fermentation were plated onto WL Nutrient Agar to evaluate colony diversity.Sequence analysis of 5.8S-ITS and large ribosomal 26S rRNA indicate that different yeast population can be identified on the basis of unique colony morphology with WL Nutrient Agar thus validates the effectiveness of using WL Nutrient Agar as classification and identification culture medium.

Luqman Satti - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • evaluation of Nutrient Agar for the culture of mycobacterium tuberculosis using the microcolony detection method
    International Journal of Tuberculosis and Lung Disease, 2012
    Co-Authors: Luqman Satti, S Abbasi, U Faiz
    Abstract:

    We evaluated Nutrient Agar using the microcolony detection method for the recovery of Mycobacterium tuberculosis on 37 acid-fast bacilli (AFB) positive sputum specimens, and compared it with conventional Lowenstein-Jensen (LJ) medium. Nutrient Agar detected 35 isolates compared to 34 on LJ medium. The mean time to detection of mycobacteria on Nutrient Agar and LJ medium was respectively 9.6 and 21.4 days. The contamination rate on Nutrient Agar and LJ medium was respectively 5.4% and 2.7%. Nutrient Agar detects M. tuberculosis more rapidly than LJ medium, and could be an economical, rapid culture method in resource-poor settings, provided our findings are confirmed by further studies.

  • rapid direct testing of susceptibility of mycobacterium tuberculosis to isoniazid and rifampin on Nutrient and blood Agar in resource starved settings
    Journal of Clinical Microbiology, 2012
    Co-Authors: Luqman Satti, Aamer Ikram, Ahmet Yilmaz Coban, Anandi Martin
    Abstract:

    In this study, we evaluated the performance of blood Agar (by macroscopic growth) and Nutrient Agar (by a microcolony detection method) for drug susceptibility testing of Mycobacterium tuberculosis against rifampin (RIF) and isoniazid (INH), using 67 smear-positive sputum specimens. The direct proportion method on Lowenstein-Jensen (LJ) medium was used as the “gold standard.” Compared with LJ medium, results for both media were in 100% agreement for RIF, while for INH the agreement levels for blood Agar and Nutrient Agar were 98% and 95%, respectively. Within 2 weeks, 100% of specimens yielded results on blood Agar, while 96.8% of specimens yielded results on Nutrient Agar. Our study showed that blood Agar and Nutrient Agar can be used as alternative media for direct susceptibility testing of RIF and INH, especially in resource-poor settings.

Alberto Floresolivas - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

U Faiz - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • evaluation of Nutrient Agar for the culture of mycobacterium tuberculosis using the microcolony detection method
    International Journal of Tuberculosis and Lung Disease, 2012
    Co-Authors: Luqman Satti, S Abbasi, U Faiz
    Abstract:

    We evaluated Nutrient Agar using the microcolony detection method for the recovery of Mycobacterium tuberculosis on 37 acid-fast bacilli (AFB) positive sputum specimens, and compared it with conventional Lowenstein-Jensen (LJ) medium. Nutrient Agar detected 35 isolates compared to 34 on LJ medium. The mean time to detection of mycobacteria on Nutrient Agar and LJ medium was respectively 9.6 and 21.4 days. The contamination rate on Nutrient Agar and LJ medium was respectively 5.4% and 2.7%. Nutrient Agar detects M. tuberculosis more rapidly than LJ medium, and could be an economical, rapid culture method in resource-poor settings, provided our findings are confirmed by further studies.