Ohmmeter

14,000,000 Leading Edge Experts on the ideXlab platform

Scan Science and Technology

Contact Leading Edge Experts & Companies

Scan Science and Technology

Contact Leading Edge Experts & Companies

The Experts below are selected from a list of 282 Experts worldwide ranked by ideXlab platform

Anggi Anggi - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Pembuatan Material Sensor Kelembaban Relatif Berbasis Film Polianilin-Selulosa Ampas Tebu
    'Perpustakaan Universitas Andalas', 2017
    Co-Authors: Anggi Anggi, Muttaqin Afdhal
    Abstract:

    Telah dilakukan pembuatan material sensor kelembaban relatif berbasis film polianilin-selulosa ampas tebu. Sintesis selulosa ampas tebu dilakukan menggunakan metode hidrolisis dengan penambahan NaOH 17,5% dan HCl 0,1 M. Pembuatan PANi-selulosa menggunakan 10 ml anilin dengan variasi selulosa  0,50 g, 1,00 g dan 1,50 g. PANi-selulosa yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan FTIR. Film PANi-selulosa dibuat dengan metode dip coating selama 10 menit. Pengukuran resistansi film PANi-selulosa terhadap perubahan kelembaban relatif menggunakan Ohmmeter dilakukan dalam chamber. Hasil karakterisasi FTIR menunjukkan penambahan selulosa menghasilkan ikatan amina, alkana, alkena yang lebih banyak. Sintesis selulosa menghasilkan selulosa sebanyak 12,71 g dari 50,00 g ampas tebu. Material sensor kelembaban relatif yang dibuat dari bahan PANi-selulosa ampas tebu dapat bekerja pada kelembaban relatif 32,65 – 93,10 %. Pengukuran resistansi menunjukkan penambahan selulosa dan peningkatan kelembaban relatif akan memperkecil nilai resistansi. Linearitas sensor yang tertinggi didapatkan pada sampel dengan penambahan selulosa 1,00 g dengan R2 = 0,932. Uji durabilitas selama 18 hari menunjukkan nilai resistansi naik terutama pada kelembaban relatif di atas 75,51 %. Durabilitas tertinggi diperoleh pada sampel dengan penambahan selulosa 0,50 g.Kata kunci : polianilin, selulosa ampas tebu , sensor kelembaba

  • PEMBUATAN MATERIAL SENSOR KELEMBABAN RELATIF BERBASIS FILM POLIANILIN-SELULOSA AMPAS TEBU
    2017
    Co-Authors: Anggi Anggi
    Abstract:

    Telah dilakukan pembuatan material sensor kelembaban relatif berbasis film polianilin-selulosa ampas tebu. Sintesis selulosa ampas tebu dilakukan menggunakan metode hidrolisis dengan penambahan NaOH 17,5% dan HCl 0,1 M. Pembuatan PANi-selulosa menggunakan 10 ml anilin dengan variasi selulosa 0,50 g, 1,00 g dan 1,50 g. PANi-selulosa yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan FTIR dan spektrofotometer UV-Vis. Film PANi-selulosa dibuat dengan metode dip coating selama 10 menit. Pengukuran resistansi film PANi-selulosa terhadap perubahan kelembaban relatif menggunakan Ohmmeter dilakukan dalam chamber. Hasil karakterisasi FTIR menunjukkan penambahan selulosa menghasilkan ikatan amina, alkana, alkena yang lebih banyak. Hasil UV-Vis menunjukkan absorbansi maksimal dihasilkan selalu pada daerah cahaya tampak yang mengindikasikan bahwa senyawa mengandung rantai panjang terkonjugasi. Sintesis selulosa menghasilkan selulosa sebanyak 12,71 g dari 50,00 g ampas tebu. Material sensor kelembaban relatif yang dibuat dari bahan PANi-selulosa ampas tebu dapat bekerja pada kelembaban relatif 32,44 – 93,58 (%) dan durabilitas selama 18 hari. Pengukuran resistansi menunjukkan penambahan selulosa dan peningkatan kelembaban relatif akan memperkecil nilai resistansi. Linearitas sensor yang tertinggi didapatkan pada sampel dengan penambahan selulosa 1,00 g dengan (R2) 0,932. Uji durabilitas selama 18 hari menunjukkan resistansi yang tidak konstan terutama pada kelembaban relatif di atas 75,09 %. Durabilitas tertinggi diperoleh pada sampel dengan penambahan selulosa 0,50 g. Kata kunci : polianilin, selulosa ampas tebu, sensor kelembaba

Nadya Ulva - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • ANALISIS STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN KAWASAN MANIFESTASI PANAS BUMI IE JU KECAMATAN LAMTEUBA, ACEH BESAR DENGAN METODE GEOLISTRIK VES (VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING)
    'Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana', 2018
    Co-Authors: Nadya Ulva
    Abstract:

    Lapangan panas bumi Ie Jue merupakan kawasan yang memiliki manifestasi panas bumi di permukaan, seperti fumarol, mata air panas, dan tanah hangat. Penelitian dengan menggunakan metode geolistrik VES (Vertical Electrical Sounding) telah dilakukan untuk mengetahui struktur bawah permukaan pada kawasan tersebut. Kajian ini bertujuan untuk memberikan informasi keberadaan aliran hidrotermal berdasarkan gambaran secara vertikal. Akuisisi data dilakukan pada lima titik pengukuran. Hasil dari metode geolistrik VES ini berupa variasi nilai resistivitas. Variasi nilai resistivitas menunjukkan adanya perbedaan lapisan batuan di bawah permukaan. Pada semua titik pengukuran terdapat dua lapisan yaitu lapisan batulempung dan lapisan batupasir. Lapisan batulempung memiliki nilai resistivitas yaitu 1-20 Ohmmeter, sedangkan lapisan batupasir memiliki nilai resistivitas yaitu 30-150 Ohmmeter. Hasil dari korelasi penampang vertikal pada setiap titik dapat diketahui bahwa aliran hidrotermal terdapat pada lapisan batupasir yang memiliki sifat permeabilitas yang tinggi. Perbedaan ini disebabkan oleh keberadaan fluida yang mengisi pori batuan. Pada batupasir pori batuannya lebih besar sehingga terdapat fluida yang mengisi pori batuan dan mampengaruhi nilai resistivitas. Sedangkan batulempung memiliki sifat impermeabel, karena pori batuannya lebih kecil dan tidak baik dalam mengalirkan fluida.Kata kunci: geolistrik VES, resistivitas, aliran hidrotermal.Banda Ace

  • ANALISIS STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN KAWASAN MANIFESTASI PANAS BUMI IE JU KECAMATAN LAMTEUBA,ACEH BESAR DENGAN METODE GEOLISTRIK VES (VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING)
    2024
    Co-Authors: Nadya Ulva
    Abstract:

    Lapangan panas bumi Ie Jue merupakan kawasan yang memiliki manifestasi panas bumi di permukaan, seperti fumarol, mata air panas, dan tanah hangat. Penelitian dengan menggunakan metode geolistrik VES (Vertical Electrical Sounding) telah dilakukan untuk mengetahui struktur bawah permukaan pada kawasan tersebut. Kajian ini bertujuan untuk memberikan informasi keberadaan aliran hidrotermal berdasarkan gambaran secara vertikal. Akuisisi data dilakukan pada lima titik pengukuran. Hasil dari metode geolistrik VES ini berupa variasi nilai resistivitas. Variasi nilai resistivitas menunjukkan adanya perbedaan lapisan batuan di bawah permukaan. Pada semua titik pengukuran terdapat dua lapisan yaitu lapisan batulempung dan lapisan batupasir. Lapisan batulempung memiliki nilai resistivitas yaitu 1-20 Ohmmeter, sedangkan lapisan batupasir memiliki nilai resistivitas yaitu 30-150 Ohmmeter. Hasil dari korelasi penampang vertikal pada setiap titik dapat diketahui bahwa aliran hidrotermal terdapat pada lapisan batupasir yang memiliki sifat permeabilitas yang tinggi. Perbedaan ini disebabkan oleh keberadaan fluida yang mengisi pori batuan. Pada batupasir pori batuannya lebih besar sehingga terdapat fluida yang mengisi pori batuan dan mampengaruhi nilai resistivitas. Sedangkan batulempung memiliki sifat impermeabel, karena pori batuannya lebih kecil dan tidak baik dalam mengalirkan fluida.Kata kunci: geolistrik VES, resistivitas, aliran hidrotermal

Muttaqin Afdhal - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Pembuatan Material Sensor Kelembaban Relatif Berbasis Film Polianilin-Selulosa Ampas Tebu
    'Perpustakaan Universitas Andalas', 2017
    Co-Authors: Anggi Anggi, Muttaqin Afdhal
    Abstract:

    Telah dilakukan pembuatan material sensor kelembaban relatif berbasis film polianilin-selulosa ampas tebu. Sintesis selulosa ampas tebu dilakukan menggunakan metode hidrolisis dengan penambahan NaOH 17,5% dan HCl 0,1 M. Pembuatan PANi-selulosa menggunakan 10 ml anilin dengan variasi selulosa  0,50 g, 1,00 g dan 1,50 g. PANi-selulosa yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan FTIR. Film PANi-selulosa dibuat dengan metode dip coating selama 10 menit. Pengukuran resistansi film PANi-selulosa terhadap perubahan kelembaban relatif menggunakan Ohmmeter dilakukan dalam chamber. Hasil karakterisasi FTIR menunjukkan penambahan selulosa menghasilkan ikatan amina, alkana, alkena yang lebih banyak. Sintesis selulosa menghasilkan selulosa sebanyak 12,71 g dari 50,00 g ampas tebu. Material sensor kelembaban relatif yang dibuat dari bahan PANi-selulosa ampas tebu dapat bekerja pada kelembaban relatif 32,65 – 93,10 %. Pengukuran resistansi menunjukkan penambahan selulosa dan peningkatan kelembaban relatif akan memperkecil nilai resistansi. Linearitas sensor yang tertinggi didapatkan pada sampel dengan penambahan selulosa 1,00 g dengan R2 = 0,932. Uji durabilitas selama 18 hari menunjukkan nilai resistansi naik terutama pada kelembaban relatif di atas 75,51 %. Durabilitas tertinggi diperoleh pada sampel dengan penambahan selulosa 0,50 g.Kata kunci : polianilin, selulosa ampas tebu , sensor kelembaba

Yunus A. Hardianti - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • KARAKTERISASI ZONA RESERVOAR CEKUNGAN BULA MALUKU DENGAN METODE ELEKTROMAGNETIK MAGNETOTELLURIK
    'Hasanuddin University Faculty of Law', 2017
    Co-Authors: Lantu Lantu, Syamsuddin Syamsuddin, Yunus A. Hardianti
    Abstract:

    AbstrakTelah dilakukan penelitian dengan metode elaktromagnetik tellurik untuk karakterisasi zona reservoir hidrokarbon  di daerah Bula Kabupaten Seram bagian timur, propinsi Maluku. Ditinjau dari tektonik lempeng , daerah ini merupakan cekungan sedimen yang kaya akan hidrokarbon. Metode yang digunakan untuk  identifikasi potensi cekungan sedimen tersebut digunakan  metode elektromagnetik  magnetotellurik untukkarakterisasi sifat listrik  sedimen yang terdapat pada cekungan teresbut. Tujuan utama penelitian adalah  identifikasi zona reservoar potensial  didaerah ini. Analisis  dan interpretasi pengolahan data berupa model 1D yang menampilkan jumlah lapisan tiap titik pengukuran dan model 2D yang menampilkan struktur resistivitas bawah permukaan. Dari hasil analisa dan interpretasi model diperoleh bahwa zona reservoar berada pada kedalaman 2500 – 4000 meter pada rentan nilai resistivitas 32-1024 Ohmmeter didukung dengan adanya manifestasi minyak bumi di permukaan, informasi geologi daerah penelitian dan informasi dari penelitian sebelumnya.Kata Kunci : Cekungan Sedimen, Hidrokarbon, Magnetotellurik, ReservoarAbstractThe research have been realize with using the electromagnetic telluric for reservoir  characterization of hydrocarbon.  The Research  area is located in Bula Seram which is the eastern part of  Maluku Province. Base on map of the  tectonic  plate  Seram island, area is sedimentary basins that is potential of  hydrocarbons. The method used to predict the potential of sedimentary basins that magnetotelluric method to identificate of reservoir zone. This study uses secondary data of  MT with two line, each line consisting of seven measurement points. The processed data shows 1D model that display the number of layers for each measurement points and 2D model that display the structure of subsurface resistivity. Analysis and interpretation model showed that the reservoir zone is located in a depth of 2500 - 4000 meter with resistivity values is about 32-1024 Ohmmeter supported by manifestation of oil on the surface, the geological information area of research and information from previous studies. Key word : Sedimentary Basin, Hidrocarbon, Magnetotelluric, Reservoi

Hardianti Yunus Annisa - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Identifikasi Zona Reservoar Cekungan Bula Maluku, Dengan Metode Elektromagnetik Magnetotellurik
    2016
    Co-Authors: Hardianti Yunus Annisa
    Abstract:

    Penelitian terletak di daerah Bula Kabupaten Seram bagian timur, Provinsi Maluku. Ditinjau dari tektonik pulau seram, daerah ini merupakan cekungan sedimen yang kaya akan hidrokarbon. Metode yang digunakan untuk identifikasi potensi cekungan sedimen adalah metode magnetotellurik dalam identifikasi zona reservoar. Penelitian ini menggunakan data MT sekunder dengan dua lintasan yang masing-masing terdiri dari tujuh titik pengukuran. Hasil pengolahan data berupa model 1D yang menampilkan jumlah lapisan tiap titik pengukuran dan model 2D yang menampilkan struktur resistivitas bawah permukaan. Dari hasil analisa dan interpretasi model diperoleh bahwa zona reservoar berada pada kedalaman 2500 ??? 4000 meter pada rentan nilai resistivitas 32-1024 Ohmmeter didukung dengan adanya manifestasi minyak bumi di permukaan, informasi geologi daerah penelitian dan informasi dari penelitian sebelumnya