Rambutans

14,000,000 Leading Edge Experts on the ideXlab platform

Scan Science and Technology

Contact Leading Edge Experts & Companies

Scan Science and Technology

Contact Leading Edge Experts & Companies

The Experts below are selected from a list of 360 Experts worldwide ranked by ideXlab platform

Nisa Khoirun - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Pengaruh pemberian Ekstrak Etanol 70% Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L) terhadap enaikan kadar SOD dan penurunan kadar MDA Pankreas Mencit (Mus musculus) yang diinduksi Streptozotocin
    2017
    Co-Authors: Nisa Khoirun
    Abstract:

    INDONESIA: Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L) merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai obat herbal, salah satunya sebagai antidiabetik. Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L) diketahui memiliki senyawa fenol, flavonoid dan tanin. Senyawa dari golongan fenol, flavonoid dan tanin dapat memeperbaiki kondisi stres oksidatif pada diabetes yang ditandai dengan peningkatan SOD dan Penurunan kadar MDA. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Pemberian Perlakuan ekstrak etanol 70% Biji Rambutan dengan P0 ( DM + CMC 0,5%), P1 (DM + EBR 15 mg/kgBB), P2 (DM+ EBR 19,2 mg/kgBB), P3 (DM+ EBR 23,4 mg/kgBB), K- (kontrol negatif) dan K+ (kontrol positif, metformin). Parameter penelitian ini meliputi kadar SOD dan MDA pankreas Berdasarkan hasil DMRT menunjukkan terdapat perbedaan antar perlakuan ekstrak etanol 70% Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L) terhadap kadar SOD dan Analisis secara deskriptif terjadi penurunan terhadap kadar MDA. Dosis yang menunjukkan kadar SOD tertinggi dan kadar MDA terendah yaitu dosis 19,2 mg/kgBB ENGLISH: Rambutan seed (Nephelium lappaceum L) is a plant that can be used as herbal medicine, one of them is as an antidiabetic. Rambutan seed (Nephelium lappaceum L) is known to contain phenol, flavonoid and tannin compounds. Compounds of phenols, flavonoids and tannins group can repair the condition of oxidative stress in diabetes characterized by the increase of SOD level and the decline of MDA Level. This research was experimental research by using a completely randomized design (RAL) with 6 treatments and 4 repetitions. The administration of 70% ethanol extract of Rambutan seed with P0 (DM + CMC 0.5%), P1 (DM + EBR 15 mg/kgBB), P2 (DM + EBR 19.2 mg/kgBB), P3 (DM + EBR 23.4 mg/kgBB), K- (negative control ) and K+ (positive control, metformin).. Based on DMRT results showedthe existence of differences among all treatments of 70% ethanol extract of Rambutan seeds (Nephelium lappaceum L) on SOD level and in the descriptive analysis there was a decrease on MDA Level. The dose showing the highest SOD level and the lowest MDA level was the dose of 19.2 mg/kgBB

Nisa Khairun - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Pengaruh pemberian ekstrak etanol 70% biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) terhadap kenaikan kadar SOD dan penurunan kadar MDA pankreas mencit (Mus musculus) yang diinduksi streptozotocin
    2017
    Co-Authors: Nisa Khairun
    Abstract:

    INDONESIA: Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L) merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai obat herbal, salah satunya sebagai antidiabetik. Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L) diketahui memiliki senyawa fenol, flavonoid dan tanin. Senyawa dari golongan fenol, flavonoid dan tanin dapat memeperbaiki kondisi stres oksidatif pada diabetes yang ditandai dengan peningkatan SOD dan Penurunan kadar MDA. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Pemberian Perlakuan ekstrak etanol 70% Biji Rambutan dengan P0 ( DM + CMC 0,5%), P1 (DM + EBR 15 mg/kgBB), P2 (DM+ EBR 19,2 mg/kgBB), P3 (DM+ EBR 23,4 mg/kgBB), K- (kontrol negatif) dan K+ (kontrol positif, metformin). Parameter penelitian ini meliputi kadar SOD dan MDA pankreas. Berdasarkan hasil DMRT menunjukkan terdapat perbedaan antar perlakuan ekstrak etanol 70% Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L) terhadap kadar SOD dan Analisis secara deskriptif terjadi penurunan terhadap kadar MDA. Dosis yang menunjukkan kadar SOD tertinggi dan kadar MDA terendah yaitu dosis 19,2 mg/kgBB ENGLISH: Rambutan seed (Nephelium lappaceum L) is a plant that can be used as herbal medicine, one of them is as an antidiabetic. Rambutan seed (Nephelium lappaceum L) is known to contain phenol, flavonoid and tannin compounds. Compounds of phenols, flavonoids and tannins group can repair the condition of oxidative stress in diabetes characterized by the increase of SOD level and the decline of MDA Level. This research was experimental research by using a completely randomized design (RAL) with 6 treatments and 4 repetitions. The administration of 70% ethanol extract of Rambutan seed with P0 (DM + CMC 0.5%), P1 (DM + EBR 15 mg/kgBB), P2 (DM + EBR 19.2 mg/kgBB), P3 (DM + EBR 23.4 mg/kgBB), K- (negative control ) and K+ (positive control, metformin). The parameters of this study included the levels of SOD and MDA of pancreas. Based on DMRT results showedthe existence of differences among all treatments of 70% ethanol extract of Rambutan seeds (Nephelium lappaceum L) on SOD level and in the descriptive analysis there was a decrease on MDA Level. The dose showing the highest SOD level and the lowest MDA level was the dose of 19.2 mg/kgBB

Zainuri Ahmad - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Pengaruh pemberian ekstrak biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) terhadap kadar SOD dan MDA hepar mencit (Mus musculus) yang diinduksi streptozotocin
    2019
    Co-Authors: Zainuri Ahmad
    Abstract:

    INDONESIA: Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L) merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai obat herbal, salah satunya sebagai antidiabetik. Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L) diketahui memiliki senyawa fenol, flavonoid dan tanin. Senyawa dari golongan fenol, flavonoid dan tanin dapat memperbaiki kondisi stres oksidatif pada diabetes yang ditandai dengan peningkatan SOD dan Penurunan kadar MDA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol 70% biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) terhadap kenaikan kadar SOD dan penurunan kadar MDA mencit, serta untuk mengetahui dosis efektif pemberian ekstrak etanol 70% biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) terhadap kadar SOD dan MDA mencit. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Pemberian Perlakuan ekstrak etanol 70% Biji Rambutan dengan P0 ( DM + CMC 0,5%), P1 (DM + EBR 15 mg/kgBB), P2 (DM+ EBR 19,2 mg/kgBB), P3 (DM+ EBR 23,4 mg/kgBB), K- (kontrol negatif) dan K+ (kontrol positif, metformin). Parameter penelitian ini meliputi kadar SOD dan MDA hepar. Berdasarkan hasil DMRT menunjukkan terdapat perbedaan antar perlakuan ekstrak etanol 70% Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L) pada kadar SOD dan terhadap kadar MDA (Uji Kruskall-Wallis). Dosis yang menunjukkan kadar SOD tertinggi dan kadar MDA terendah yaitu dosis 19,2 mg/kgBB ENGLISH: Rambutan Seeds (Nephelium lappaceum L) are plants that can be used as herbal medicines, one of which is antidiabetic. Rambutan seeds (Nephelium lappaceum L) have been known to have phenol compounds, flavonoids and tannins. Compounds from phenol groups, flavonoids and tannins can improve oxidative stress conditions in diabetes that are characterized by SOD and MDAs. The research aims at determining the influence of 70% ethanol extract of rambutan seeds (Nephelium lappaceum L.) against increasing SOD levels of and decreasing MDA of mice, and determining the effective dose of 70% ethanolic extract of rambutan seeds (Nephelium lappaceum L.) against SOD and MDA of mice. The research was an experimental study using a completely randomized design (CRD) with 6 treatments and 4 replications. The treatment of 70% ethanol extract of Rambutan seeds was with P0 (DM + CMC 0.5%), P1 (DM + EBR 15 mg / kgBB), P2 (DM + EBR 19.2 mg / kgBB), P3 (DM + EBR 23.4 mg / kgBB), K- (negative control) and K + (positive control, metformin). The parameters of the research included liver SOD and MDA levels. Based on the results of DMRT, there was a difference between the treatment of 70% ethanol extract of Rambutan Seeds (Nephelium lappaceum L) against SOD levels and the Test decreased in MDA levels (Kruskall-Wallis). The dose that showed the highest SOD level and the lowest MDA level was the dose of 19.2 mg / kgB

Zulhar Riyadi - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) SEBAGAI LARVASIDA ALAMI PADA LARVA NYAMUK Aedes aegypti
    2018
    Co-Authors: Zulhar Riyadi
    Abstract:

    Demam berdarah dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes aegypti. Metode pengendalian vektor yang sering digunakan hingga saat ini adalah dengan menggunakan larvasida sintetik temephos. Saat ini di beberapa daerah telah terjadi resistensi larva Aedes aegypti terhadap temephos, sehingga diperlukan larvasida alami sebagai alternatif. Ekstrak etanol biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) mengandung senyawa flavonoid yang bersifat racun pernafasan sehingga dapat membunuh larva Aedes aegypti. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol biji rambutan sebagai larvasida terhadap larva Aedes aegypti. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan Post Test Only Group Design. Populasi dalam penelitian adalah larva Aedes aegypti instar III atau IV yang diperoleh dari telur yang dikoleksi dari rumah warga di Kelurahan Jati Kecamatan Padang Timur. Data penelitian dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis dan uji signifikansi Mann-whitney, serta analisis probit untuk mendapatkan LC50 dan LC90. Hasil penelitian menunjukkan (1) konsentrasi ekstrak etanol biji rambutan yang efektif membunuh larva Aedes aegypti adalah konsentrasi 4% dan 5%, (2) LC50 dan LC90 dari ekstrak etanol biji rambutan adalah 0,97% dan 3,47%, (3) persentase kematian larva setelah dipaparkan temephos 0,012 mg/L adalah 83,75%. Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak etanol biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) 4% terbukti lebih efektif dibandingkan dengan temephos 0,012 mg/L terhadap kematian larva Aedes aegypti di Kelurahan Jati, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang. Kata kunci : DBD, Aedes aegypti, Nephelium lappaceum L., Temepho

Rahmatini Rahmatini - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium lappaceum L.) sebagai Larvasida Alami pada Larva Nyamuk Aedes aegypti
    'Perpustakaan Universitas Andalas', 2018
    Co-Authors: Riyadi Zulhar, Julizar Julizar, Rahmatini Rahmatini
    Abstract:

    Metode pengendalian vektor yang sering digunakan hingga saat ini adalah larvasida sintetik temephos. Saat ini di beberapa daerah telah terjadi resistensi larva Aedes aegypti terhadap temephos, sehingga diperlukan larvasida alami sebagai alternatif. Ekstrak etanol biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) mengandung senyawa flavonoid yang bersifat racun pernafasan sehingga dapat membunuh larva Aedes aegypti. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol biji rambutan sebagai larvasida terhadap larva Aedes aegypti. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan Post Test Only Group Design. Populasi dalam penelitian adalah larva Aedes aegypti instar III atau IV yang diperoleh dari telur yang dikoleksi dari rumah warga di Kelurahan Jati Kecamatan Padang Timur. Data penelitian dianalisis menggunakan uji Kruskal wallis dan uji signifikansi Mann-whitney, serta analisis probit untuk mendapatkan LC50 dan LC90. Hasil penelitian menunjukkan (1) konsentrasi terendah ekstrak etanol biji rambutan yang efektif membunuh larva Aedes aegypti adalah konsentrasi 4%, (2) LC50 dan LC90 dari ekstrak etanol biji rambutan adalah 0,975% dan 3,473%, (3) persentase kematian larva setelah dipaparkan temephos 0,012 mg/L adalah 83,75%. Simpulan penelitian ini adalah ekstrak etanol biji rambutan (Nephelium lappaceum L.) 4% terbukti lebih efektif dibandingkan dengan temephos 0,012 mg/L terhadap kematian larva Aedes aegypti di Kelurahan Jati, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang