Styrofoam

14,000,000 Leading Edge Experts on the ideXlab platform

Scan Science and Technology

Contact Leading Edge Experts & Companies

Scan Science and Technology

Contact Leading Edge Experts & Companies

The Experts below are selected from a list of 6414 Experts worldwide ranked by ideXlab platform

Lima Muspika - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • RANCANG BANGUN WIRE CUTTER CNC UNTUK PEMOTONGAN PRODUK Styrofoam
    Fakultas Teknik, 2018
    Co-Authors: Lima Muspika
    Abstract:

    AbstrakPemotongan Styrofoam secara manual akan mengakibatkan pemotongan tidak akurat dan bentuknya tidak sama. Untuk meningkatkan kualitas produk maka dibutuhkan mesin pemotong Styrofoam yang bisa memotong secara otomatis. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah membuat mesin pemotong Styrofoam menggunakan wire cutter CNC 2 Axis yang dapat memotong sesuai modul gambar CAD, sehingga bisa memotong lebih cepat. Sistem kendali kerja mesin menggunakan mikrokontroler Arduino UNO. Pemotongan dilakukan dengan mengirimkan file G-code kepada mikrokontroler melalui software Universal G-code Sender, kemudian mikrokontroler mengirimkan sinyal untuk menggerakkan motor stepper sehingga dihasilkan gerakan aktuator sesuai dengan gambar pada file G-code. Hasil optimal pemotongan Styrofoam dengan wire cutter CNC menggunakan kawat nikelin 0.2 mm, temperature 220oC dan ketebalan Styrofoam 2 cm.Kata kunci : Wire Cutter CNC 2 Axis, Arduino UNO, G-code SenderBanda Ace

  • RACANG BANGUN WIRE CUTTER CNC UNTUK PEMOTONGAN PRODUK Styrofoam
    Fakultas Teknik, 2018
    Co-Authors: Lima Muspika
    Abstract:

    AbstrakPemotongan Styrofoam secara manual akan mengakibatkan pemotongan tidak akurat dan bentuknya tidak sama. Untuk meningkatkan kualitas produk maka dibutuhkan mesin pemotong Styrofoam yang bisa memotong secara otomatis. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah membuat mesin pemotong Styrofoam menggunakan wire cutter CNC 2 Axis yang dapat memotong sesuai modul gambar CAD, sehingga bisa memotong lebih cepat. Sistem kendali kerja mesin menggunakan mikrokontroler Arduino UNO. Pemotongan dilakukan dengan mengirimkan file G-code kepada mikrokontroler melalui software Universal G-code Sender, kemudian mikrokontroler mengirimkan sinyal untuk menggerakkan motor stepper sehingga dihasilkan gerakan aktuator sesuai dengan gambar pada file G-code. Hasil optimal pemotongan Styrofoam dengan wire cutter CNC menggunakan kawat nikelin 0.2 mm, temperature 220oC dan ketebalan Styrofoam 2 cm.Kata kunci : Wire Cutter CNC 2 Axis, Arduino UNO, G-code Sender.Banda Ace

  • RANCANG BANGUN WIRE CUTTER CNC UNTUK PEMOTONGAN PRODUK Styrofoam
    FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA, 2018
    Co-Authors: Lima Muspika
    Abstract:

    Pemotongan Styrofoam secara manual akan mengakibatkan pemotongan tidak akurat dan bentuknya tidak sama. Untuk meningkatkan kualitas produk maka dibutuhkan mesin pemotong Styrofoam yang bisa memotong secara otomatis. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah membuat mesin pemotong Styrofoam menggunakan wire cutter CNC 2 Axis yang dapat memotong sesuai modul gambar CAD, sehingga bisa memotong lebih cepat. Sistem kendali kerja mesin menggunakan mikrokontroler Arduino UNO. Pemotongan dilakukan dengan mengirimkan file G-code kepada mikrokontroler melalui software Universal G-code Sender, kemudian mikrokontroler mengirimkan sinyal untuk menggerakkan motor stepper sehingga dihasilkan gerakan aktuator sesuai dengan gambar pada file G-code. Hasil optimal pemotongan Styrofoam dengan Wire Cutter CNC menggunakan kawat nikelin 0.2mm, temperature 220oC dan ketebalan Styrofoam 2 cm.Banda Ace

Feingold, Alex J. - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Styrofoam Torus Knot, Figure 4
    The Open Repository @ Binghamton (The ORB), 2020
    Co-Authors: Feingold, Alex J.
    Abstract:

    Image 4 of 10 of a (3,5) torus knot made of Styrofoam, coated with a urethane chemical including bronze powder, a process call ``cold casting . I finally completed this project on April 12, 2020. It is about 11 in diameter. These pictures show the progress of the coating process, first with layers having no bronze powder, then with bronze powder, finally shaped and polished with black shoe polish. Some light spots show where the bronze finish was too thin, so perhaps it needs more layers.https://orb.binghamton.edu/mathematical_sculptures/1539/thumbnail.jp

  • Styrofoam Torus Knot, Figure 9
    The Open Repository @ Binghamton (The ORB), 2020
    Co-Authors: Feingold, Alex J.
    Abstract:

    Image 9 of 10 of a (3,5) torus knot made of Styrofoam, coated with a urethane chemical including bronze powder, a process call ``cold casting . I finally completed this project on April 12, 2020. It is about 11 in diameter. These pictures show the progress of the coating process, first with layers having no bronze powder, then with bronze powder, finally shaped and polished with black shoe polish. Some light spots show where the bronze finish was too thin, so perhaps it needs more layers.https://orb.binghamton.edu/mathematical_sculptures/1544/thumbnail.jp

  • Styrofoam Torus Knot, Figure 3
    The Open Repository @ Binghamton (The ORB), 2020
    Co-Authors: Feingold, Alex J.
    Abstract:

    Image 3 of 10 of a (3,5) torus knot made of Styrofoam, coated with a urethane chemical including bronze powder, a process call ``cold casting . I finally completed this project on April 12, 2020. It is about 11 in diameter. These pictures show the progress of the coating process, first with layers having no bronze powder, then with bronze powder, finally shaped and polished with black shoe polish. Some light spots show where the bronze finish was too thin, so perhaps it needs more layers.https://orb.binghamton.edu/mathematical_sculptures/1538/thumbnail.jp

  • Styrofoam Torus Knot, Figure 6
    The Open Repository @ Binghamton (The ORB), 2020
    Co-Authors: Feingold, Alex J.
    Abstract:

    Image 6 of 10 of a (3,5) torus knot made of Styrofoam, coated with a urethane chemical including bronze powder, a process call ``cold casting . I finally completed this project on April 12, 2020. It is about 11 in diameter. These pictures show the progress of the coating process, first with layers having no bronze powder, then with bronze powder, finally shaped and polished with black shoe polish. Some light spots show where the bronze finish was too thin, so perhaps it needs more layers.https://orb.binghamton.edu/mathematical_sculptures/1541/thumbnail.jp

  • Styrofoam Torus Knot, Figure 10
    The Open Repository @ Binghamton (The ORB), 2020
    Co-Authors: Feingold, Alex J.
    Abstract:

    Image 10 of 10 of a (3,5) torus knot made of Styrofoam, coated with a urethane chemical including bronze powder, a process call ``cold casting . I finally completed this project on April 12, 2020. It is about 11 in diameter. These pictures show the progress of the coating process, first with layers having no bronze powder, then with bronze powder, finally shaped and polished with black shoe polish. Some light spots show where the bronze finish was too thin, so perhaps it needs more layers.https://orb.binghamton.edu/mathematical_sculptures/1545/thumbnail.jp

Suci Pratiwi - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • PEMANFAATAN ABU SERBUK KAYU DAN Styrofoam SEBAGAI MATERIAL CAMPURAN LASTON LAPIS AUS DENGAN METODE PENCAMPURAN KERING
    'Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana', 2019
    Co-Authors: Suci Pratiwi
    Abstract:

    Dalam peningkatan kualitas pembangunan jalan yang ramah lingkungan, ekonomis dan tahan lama, diperlukan inovasi metode perkerasan jalan yang mampu memenuhi standar dengan menggunakan material pemanfaatan limbah dan ramah lingkungan. Material yang digunakan adalah agregat kasar, agregat halus, bahan pengisi (filler), dan aspal pen. 60/70 sebagai bahan pengikatnya. Penelitian ini dipakai limbah abu serbuk kayu sebagai filler. Selain itu, untuk meminimalkan komposisi aspal maka disubstitusi dengan limbah plastik yaitu jenis Styrofoam sebagai kemasan makanan. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik campuran aspal beton dari kombinasi abu serbuk kayu sebagai filler dan Styrofoam sebagai bahan campuran pada aspal penetrasi 60/70 terhadap campuran laston lapis aus (AC-WC) dengan menggunakan metode pencampuran kering melalui Marshall Test. Tahapan awal penelitian ini adalah mencari Kadar Aspal Optimum (KAO). Setelah KAO diperoleh yaitu sebesar 5,6%, 6,05% dan 6,50%, kemudian dilakukan pembuatan benda uji substitusi filler menggunakan abu serbuk kayu dengan variasi sebesar 100%,75%,50%,25% dari berat total filler dan substitusi Styrofoam 7%, 9% dan 11% dengan metode pencampuran kering melalui Marshall Test. Setelah semua bahan diuji dan memenuhi syarat dilakukan pembuatan benda uji pengujian durabilitas untuk menentukan keawetan campuran aspal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai stabilitas pada kombinasi filler abu serbuk kayu terbaik yaitu 25% abu serbuk kayu sebesar 1129,51 kg, sedangkan nilai stabilitas pada kombinasi filler abu serbuk kayu dan substitusi Styrofoam terbaik yaitu pada persentase 9% dengan kadar aspal 5,6% sebesar 1233,59 kg. Nilai parameter Marshall yang dihasilkan berupa stabilitas, flow, Marshall Quetiont, density, VIM, VMA, dan VFA memenuhi persyaratan spesifikasi umum Bina Marga 2010 revisi 4 (2018). Nilai durabilitas dengan kombinasi filler abu serbuk kayu terbaik yaitu sebesar 81,76%, sedangkan nilai durabilitas dengan kombinasi filler abu serbuk kayu dan substitusi Styrofoam terbaik yaitu sebesar 94,25%. Untuk nilai durabilitas campuran AC-WC dengan kombinasi filler abu serbuk kayu dan substitusi Styrofoam terbaik telah memenuhi spesifikasi yaitu ? 90.Banda Ace

Ria Septiani - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • SUBSTITUSI Styrofoam DAN ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL CAMPURAN LASTON LAPIS AUS DENGAN METODE PENCAMPURAN BASAH
    'Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana', 2019
    Co-Authors: Ria Septiani
    Abstract:

    Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang berperan penting untuk menunjang aktivitas manusia di segala bidang, sehingga diperlukan inovasi untuk meningkatkan kualitas dari perkerasan jalan. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu aspal yaitu dengan memodifikasi sifat fisis aspal. Pada penelitian ini material dari limbah Styrofoam digunakan sebagai bahan substitusi aspal dan penggunaan abu serbuk kayu sebagai filler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik campuran lapis aspal beton AC-WC (Asphalt Concrete-Wearing Coarse) melalui Marshall Test dari substitusi Styrofoam ke dalam aspal pen. 60/70 dan abu serbuk kayu sebagai filler menggunakan metode pencampuran basah. Penelitian ini dimulai dengan melakukan pemeriksaan sifat-sifat fisis aspal, aspal modifikasi, dan agregat, selanjutnya dilakukan pembuatan benda uji dengan variasi kadar aspal untuk penentuan kadar aspal optimum (KAO). Setelah KAO didapatkan, dilakukan pembuatan benda uji tanpa substitusi Styrofoam sebagai benda uji awal dan dengan substitusi variasi persentase Styrofoam sebesar 7%, 9%, dan 11%. Gradasi campuran yang digunakan adalah gradasi menerus mengikuti Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi 4 (2018). Tahap selanjutnya untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara kadar Styrofoam sebagai bahan substitusi aspal pen. 60/70 dan penggunaan abu serbuk kayu sebagai filler terhadap karakteristik campuran aspal dilakukan analisis regresi. Dari hasil penelitian ini diperoleh kadar aspal optimum (KAO) yaitu 6,05%. Karakteristik Marshall yang terbaik pada campuran AC-WC dengan substitusi Styrofoam dengan variasi 9% pada KAO 6,50% dan filler abu serbuk kayu didapat pada 25% ASK dan 75% PC. Adapun nilai density (2,43 gr/m3), VIM (4,35%), VMA (19,49%), VFA (77,75%), stabilitas (1249,01 kg), flow (3,13 mm), Marshall Quotient (399,79 kg/mm), nilai durabilitas diperoleh yaitu 96,51% sesuai dengan Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 revisi 4 (2018) yaitu > 90%.Banda Ace

Kurniawan, Trevi Arga - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • PENGARUH VARIASI KADAR FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON RINGAN Styrofoam
    2019
    Co-Authors: Kurniawan, Trevi Arga
    Abstract:

    Indonesia merupakan daerah rawan gempa. Pada daerah tertentu, kondisi struktur tanah dan geologinya mengharuskan bangunan memiliki berat volume yang rendah. Tujuan berat bangunan yang rendah untuk meminimalisir potensi kerusakan akibat gaya gempa karena besarnya beban gempa dipengaruhi oleh berat bangunan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka inovasi penelitian terkait pengurangan berat beton dan menjaga kekuatan tekan beton yang tidak terlalu rendah perlu dilakukan. Penelitian beton ringan berbasis agregat Styrofoam telah banyak dilakukan, namun dengan hasil kuat tekan yang terlampau rendah. Penelitian ini mengembangkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu dengan memanaskan Styrofoam menggunakan oven sebelum digunakan sebagai pengganti agregat, menggantikan sebagian pasir dengan fly ash, dan menggunakan agregat dengan ukuran butiran yang halus (lolos saringan no.20 yaitu 0,85 mm). Styrofoam yang digunakan berjenis Expanded Polystyrene (EPS) dengan ukuran butir maksimal 5 mm sebelum dipanaskan. Pemanasan Styrofoam dilakukan pada suhu 100oC selama 15 menit. Variasi benda uji penelitian ini dengan menggunakan perbandingan volume Styrofoam dan agregat 30% : 70% dan penggantian sebagian agregat dengan fly ash (0%, 10%, 20%, 30%, dan 40%). Untuk memperbaiki workability digunakan superplasticizer sebesar 0,6% dari berat semen. Pengujian yang dilakukan adalah kuat tekan, kuat tarik belah, modulus elastisitas, dan penyerapan air (pada umur beton 14, 28, dan 56 hari). Inovasi ini diharapkan memberikan dampak positif terhadap peningkatan sifat mekanik beton ringan Styrofoam. Nilai optimum pengujian diperoleh pada benda uji dengan kadar fly ash sebesar 40%. Kuat tekan yang didapatkan 48,38 MPa (28 hari), 49,09 MPa (56 hari) ; modulus elastisitas 29585,417 MPa ; kuat tarik belah 3,66 MPa ; penyerapan air 3,081%. Penggantian agregat sebesar 40% oleh fly ash membuat beton lebih rapat, kedap, dan kuat

  • Pengaruh Variasi Kadar Fly Ash pada Beton Heated Styrofoam sebagai Substitusi Agregat dalam Sifat Mekanik Beton Ringan
    2019
    Co-Authors: Lianasari, Angelina Eva, Kurniawan, Trevi Arga, Wibowo, Andi Prasetiyo, Wiransyah M, Zaki Adhi
    Abstract:

    Indonesia merupakan daerah rawan gempa. Kondisi struktur tanah dan geologinya pada daerah tertentu mengharuskan bangunan memiliki berat volume yang rendah. Tujuan berat bangunan yang rendah adalah untuk meminimalisir potensi kerusakan akibat gaya gempa. Besarnya beban gempa dipengaruhi oleh berat bangunan. Berdasar latar belakang tersebut maka inovasi penelitian terkait pengurangan berat beton dan menjaga kekuatan tekan beton yang tidak terlalu rendah perlu dilakukan. Penelitian beton ringan berbasis agregat Styrofoam telah banyak dilakukan, namun dengan hasil kuat tekan yang terlampau rendah. Penelitian ini mengembangan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu dengan memberikan perlakuan panas pada Styrofoam sebelum digunakan sebagai pengganti agregat, menggantikan sebagian agregat dengan fly ash, dan menggunakan agregat dengan ukuran butiran yang halus (lolos saringan no.20 yaitu 0,85mm). Styrofoam yang digunakan berjenis Expanded Polystyrene (EPS) dengan ukuran butir maksimal 5 mm sebelum dipanaskan. Pemanasan Styrofoam dilakukan pada suhu 100 o C selama 15 menit. Variasi benda uji penelitian ini dengan menggunakan perbandingan volume Styrofoam dan agregat 30% : 70% dan penggantian sebagian agregat dengan fly ash (0%, 10%, 20%, 30%, dan 40%). Untuk memperbaiki workability digunakan superplasticizer sebesar 0,6% dari berat semen. Pengujian yang dilakukan adalah densitas, kuat tekan, kuat tarik belah, modulus elastisitas, dan penyerapan beton. Hasil yang diperoleh nilai optimum pengujian pada kadar fly ash sebesar 40%. Hasil pengujian densitas diperoleh 1803 kg/m 3 , kuat tekan yang didapatkan 48,38 MPa (28 hari), 49,09 MPa (56 hari) ; modulus elastisitas 29585,417 MPa ; kuat tarik belah 3,66 MPa ; penyerapan air 3,081%. Penggantian agregat sebesar 40% oleh fly ash membuat beton lebih rapat, kedap, dan kuat