Sway Mechanism

14,000,000 Leading Edge Experts on the ideXlab platform

Scan Science and Technology

Contact Leading Edge Experts & Companies

Scan Science and Technology

Contact Leading Edge Experts & Companies

The Experts below are selected from a list of 1356 Experts worldwide ranked by ideXlab platform

Lumantarna B. - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Pengaruh Ketidakberaturan Massa Vertikal Pada Bangunan Yang Direncanakan Secara Direct Displacement Based Design
    'Petra Christian University', 2017
    Co-Authors: Hartono Y., Algape M., Lumantarna B.
    Abstract:

    Direct Displacement Based Design (DDBD) merupakan metode untuk mendesain bangunan tahan gempa yang hanya mengenal pendistribusian gaya gempa secara vertikal berdasarkan inertia force di setiap lantai yang menyerupai metode statis ekivalen. DDBD tidak meninjau adanya ketidakberaturan massa vertikal. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah cara DDBD dapat digunaan untuk bangunan dengan ketidakberaturan massa vertikal. Bangunan 12 lantai dengan massa yang tidak beraturan di wilayah Surabaya dan Jayapura akan digunakan sebagai studi kasus. Kinerja bangunan diuji menggunakan analisis dinamis riwayat waktu nonlinier terhadap performace criteria yang diberikan oleh Model Code DDBD. Hasil analisis menunjukkan bahwa rumusan distribusi gaya lateral di setiap lantai tidak dapat digunakan karena meskipun drift ratio yang terjadi pada bangunan dengan desain level 1 di wilayah Surabaya dan Jayapura memenuhi persyaratan drift limit. Untuk parameter damage index, kinerja bangunan desain level 1, 2, dan 3 pada wilayah Surabaya dan Jayapura tidak memenuhi persyaratan. Selain itu, konsep strong column weak beam dan beam side Sway Mechanism tidak terpenuhi

  • Evaluasi Kinerja Bangunan Dengan Ketidakberaturan Sudut Dalam Yang Direncanakan Secara Direct Displacement Based Design
    'Petra Christian University', 2017
    Co-Authors: Michael M., Andy A., Lumantarna B.
    Abstract:

    Sesuai dengan SNI 1726-2012, Force Based Design merupakan metode yang digunakan dalam perencanaan struktur bangunan. Namun, seiring berkembangnya waktu, metode yang disebut Direct Displacement-Based Design (DDBD) menjadi opsi bagi perencana untuk mendesain struktur bangunan. Sesuai Performance Based Design, perencanaan harus dilakukan dalam Level 1-No Damage, Level 2-Repairable Damage, dan Level 3-No Collapse. Bangunan apartment 6 lantai dengan ketidakberaturan sudut dalam, dimana portal arah-x dan arah-y tidak seragam,dari struktur beton bertulang dengan bentang seragam diambil sebagai studi kasus. Struktur direncanakan sebagai sistem rangka pemikul momen pada daerah beresiko gempa rendah dan tinggi di Indonesia. Bangunan direncanakan dengan metode FBD maupun DDBD. Dalam metode DDBD, desain Level-3 digunakan untuk daerah beresiko gempa rendah dan Level-2 untuk daerah beresiko gempa tinggi sesuai DDBD Model Code (Sullivan et al., 2012). Untuk metode DDBD, penelitian dilakukan dalam 2 kondisi, yaitu distribusi base shear secara merata untuk tiap portal (DDBD 1), dan perhitungan base shear untuk masing-masing portal sesuai dengan proporsional massa (DDBD 2). Dari kedua metode yang dilakukan, ternyata metode DDBD 1 merupakan pilihan terbaik. Hasil desain tersebut diuji kinerjanya menggunakan analisis dinamis riwayat waktu nonlinier. Untuk parameter driftt, semua bangunan menunjukkan kinerja yang memuaskan kecuali bangunan DDBD 2. Namun jika dilihat berdasarkan damage index, hanya metode DDBD 1 yang memenuhi semua persyaratan. Dalam parameter mekanisme keruntuhan, kondisi beam side Sway Mechanism dan strong column weak beam sudah terpenuhi

  • Evaluasi Kinerja Bangunan Yang Didesain Secara Ddbd Terhadap Gempa Rencana
    'Petra Christian University', 2016
    Co-Authors: Intan R. P., Valentino A., Lumantarna B.
    Abstract:

    Salah satu dari prosedur untuk mendesain bangunan terhadap gempa adalah Direct Displacement Based Design (DDBD) yang merupakan varian dari Displacement Based Design (DBD). Beberapa penelitian telah menggunakan DDBD dengan beban gempa sesuai SNI 2002 dan 2012. Semuanya menunjukan bahwa DDBD memiliki kinerja yang sangat baik. Padahal beban rencana tersebut jauh lebih rendah daripada target desain yang diharapkan (gempa dengan periode ulang 2500 tahun) Oleh karena itu pengujian dilakukan cara non-linier time history analysis dengan gempa El-Centro 1940 N-S yang sudah dimodifikasi untuk wilayah Surabaya dan Jayapura menurut SNI 1726-2012 untuk berbagai periode ulang gempa. Untuk mengetahui kinerja bangunan tersebut, digunakan parameter drift, momen rotasi dan mekanisme keruntuhan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kinerja bangunan sangat baik untuk level gempa tinggi (2500 tahun). Dari letak sendi plastis yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa capacity design pada bangunan tidak terjamin dengan sempurna, karena muncul sendi plastis pada kolom selain pada kolom lantai paling bawah dan kolom lantai paling atas. Namun side Sway Mechanism tetap terjamin, karena balok selalu leleh terlebih dahulu sebelum kolom

Hartono A. - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Pemilihan Level Kinerja Struktur Pada Bangunan Sistem Rangka Beton Bertulang Pemikul Momen Yang Direncanakan Secara Direct Displacement Based Design Studi Kasus : Bangunan Beraturan Dengan Bentang Seragam
    'Petra Christian University', 2016
    Co-Authors: Yonatan Y., Hartono A.
    Abstract:

    Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa metode Direct Displacement Based Design (DDBD) pada bangunan beraturan beton bertulang cukup efektif untuk mendesain bangunan tahan gempa dan menunjukkan kinerja yang cukup baik. Namun, penelitian – penelitian sebelumnya menggunakan beban gempa sesuai SNI 1726-2002 dan SNI 1726-2012 yang ternyata tidak setara dengan target desain level-1, -2, dan -3 (periode ulang 100- ,500- , dan 2500-tahun) yang lazim digunakan dalam DDBD. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penelitian kembali yang direncanakan pada 3 level kinerja sesuai dengan A Model Code for DDBD, yaitu pada Level 1 – No Damage, Level 2 – Repairable Damage, dan Level 3 – No collapse sehingga dapat mengetahui level kinerja mana yang paling realistis dari segi desain untuk diwujudkan serta menguji kinerjanya pada level tersebut. Bangunan perkantoran 4- dan 8-lantai pada wilayah beresiko gempa tinggi dan rendah akan digunakan sebagai studi kasus. Struktur yang didesain diuji dengan melakukan analisis nonlinear time history. Hasil penelitian ini menunjukkan perencanaan DDBD yang paling realistis dari segi desain dilakukan pada level 2 dan DDBD memiliki kinerja yang cukup baik pada semua level gempa, baik diukur dalam parameter drift, damage index, maupun mekanisme keruntuhannya. Namun perlu diperhatikan bahwa kondisi beam side Sway Mechanism tidak dapat terjamin dengan sempurna. Meskipun demikian, kondisi strong column weak beam masih dapat terjaga pada seluruh bangunan

Sandy E. L. - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Pemilihan Level Kinerja Struktur Pada Bangunan Sistem Rangka Pemikul Momen Yang Direncanakan Secara Direct Displacement-based Design Studi Kasus : Bangunan Beraturan Dengan Bentang Tidak Seragam
    'Petra Christian University', 2016
    Co-Authors: Paramosa L. S., Sandy E. L.
    Abstract:

    Sesuai dengan konsep Performance Based Design, Direct Displacement-Based Design (DDBD) memberikan opsi bagi perencana untuk memilih level kinerja struktur yang dikehendaki. Penelitian ini mengeksplorasi ketiga opsi desain yang dapat dipilih dalam DDBD, yaitu Level 1-No Damage, Level 2-Repairable Damage, dan Level 3-No Collapse pada tiga level gempa yang berbeda sesuai DDBD Model Code. Bangunan perkantoran dari struktur beton bertulang dengan bentang tidak seragam diambil sebagai studi kasus. Struktur direncanakan sebagai sistem rangka pemikul momen pada daerah beresiko gempa rendah dan tinggi di Indonesia. Dari ketiga level desain yang dilakukan, ternyata desain Level 2 dipandang sebagai opsi terbaik ditinjau dari kriteria efisiensi dan level kerusakan yang masih dapat ditoleransi. Hasil desain tersebut diuji kinerjanya menggunakan analisis dinamis riwayat waktu nonlinier. Untuk parameter drift, bangunan menunjukkan kinerja yang memuaskan untuk semua level gempa. Namun pada level gempa kecil dan sedang, terjadi pelelehan kolom pada lokasi yang tidak semestinya sehingga beam side Sway Mechanism tidak terjadi dengan sempurna. Meskipun demikian, upaya capacity design mampu menjamin terjadinya kondisi strong column weak beam

Yonatan Y. - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Pemilihan Level Kinerja Struktur Pada Bangunan Sistem Rangka Beton Bertulang Pemikul Momen Yang Direncanakan Secara Direct Displacement Based Design Studi Kasus : Bangunan Beraturan Dengan Bentang Seragam
    'Petra Christian University', 2016
    Co-Authors: Yonatan Y., Hartono A.
    Abstract:

    Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa metode Direct Displacement Based Design (DDBD) pada bangunan beraturan beton bertulang cukup efektif untuk mendesain bangunan tahan gempa dan menunjukkan kinerja yang cukup baik. Namun, penelitian – penelitian sebelumnya menggunakan beban gempa sesuai SNI 1726-2002 dan SNI 1726-2012 yang ternyata tidak setara dengan target desain level-1, -2, dan -3 (periode ulang 100- ,500- , dan 2500-tahun) yang lazim digunakan dalam DDBD. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penelitian kembali yang direncanakan pada 3 level kinerja sesuai dengan A Model Code for DDBD, yaitu pada Level 1 – No Damage, Level 2 – Repairable Damage, dan Level 3 – No collapse sehingga dapat mengetahui level kinerja mana yang paling realistis dari segi desain untuk diwujudkan serta menguji kinerjanya pada level tersebut. Bangunan perkantoran 4- dan 8-lantai pada wilayah beresiko gempa tinggi dan rendah akan digunakan sebagai studi kasus. Struktur yang didesain diuji dengan melakukan analisis nonlinear time history. Hasil penelitian ini menunjukkan perencanaan DDBD yang paling realistis dari segi desain dilakukan pada level 2 dan DDBD memiliki kinerja yang cukup baik pada semua level gempa, baik diukur dalam parameter drift, damage index, maupun mekanisme keruntuhannya. Namun perlu diperhatikan bahwa kondisi beam side Sway Mechanism tidak dapat terjamin dengan sempurna. Meskipun demikian, kondisi strong column weak beam masih dapat terjaga pada seluruh bangunan

Paramosa L. S. - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Pemilihan Level Kinerja Struktur Pada Bangunan Sistem Rangka Pemikul Momen Yang Direncanakan Secara Direct Displacement-based Design Studi Kasus : Bangunan Beraturan Dengan Bentang Tidak Seragam
    'Petra Christian University', 2016
    Co-Authors: Paramosa L. S., Sandy E. L.
    Abstract:

    Sesuai dengan konsep Performance Based Design, Direct Displacement-Based Design (DDBD) memberikan opsi bagi perencana untuk memilih level kinerja struktur yang dikehendaki. Penelitian ini mengeksplorasi ketiga opsi desain yang dapat dipilih dalam DDBD, yaitu Level 1-No Damage, Level 2-Repairable Damage, dan Level 3-No Collapse pada tiga level gempa yang berbeda sesuai DDBD Model Code. Bangunan perkantoran dari struktur beton bertulang dengan bentang tidak seragam diambil sebagai studi kasus. Struktur direncanakan sebagai sistem rangka pemikul momen pada daerah beresiko gempa rendah dan tinggi di Indonesia. Dari ketiga level desain yang dilakukan, ternyata desain Level 2 dipandang sebagai opsi terbaik ditinjau dari kriteria efisiensi dan level kerusakan yang masih dapat ditoleransi. Hasil desain tersebut diuji kinerjanya menggunakan analisis dinamis riwayat waktu nonlinier. Untuk parameter drift, bangunan menunjukkan kinerja yang memuaskan untuk semua level gempa. Namun pada level gempa kecil dan sedang, terjadi pelelehan kolom pada lokasi yang tidak semestinya sehingga beam side Sway Mechanism tidak terjadi dengan sempurna. Meskipun demikian, upaya capacity design mampu menjamin terjadinya kondisi strong column weak beam