Personal Hygiene

14,000,000 Leading Edge Experts on the ideXlab platform

Scan Science and Technology

Contact Leading Edge Experts & Companies

Scan Science and Technology

Contact Leading Edge Experts & Companies

The Experts below are selected from a list of 30078 Experts worldwide ranked by ideXlab platform

Sri, Shinta Agustin - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • HUBUNGAN Personal Hygiene DENGAN KEJADIAN ENTEROBIASIS PADA ANAK PANTI ASUHAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWANG
    2017
    Co-Authors: Sri, Shinta Agustin
    Abstract:

    Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Enterobiasis pada Anak Panti Asuhan di Wilayah Kerja Puskesmas Rawang Oleh Sri Shinta Agustin 1310311145 ABSTRAK Enterobiasis merupakan penyakit akibat infeksi cacing Enterobius vermicularis. Enterobiasis dapat terjadi pada orang-orang yang memiliki Personal Hygiene buruk dan kelompok orang yang hidup dalam lingkungan yang sama, seperti panti asuhan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan Personal Hygiene dengan kejadian enterobiasis pada anak panti asuhan di wilayah kerja Puskesmas Rawang. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional yang dilaksanakan pada bulan April 2016 - Maret 2017. Penelitian dilakukan di Panti Asuhan Wira Lisna dan Panti Asuhan Ridho Rahmat. Teknik pengambilan sampel dengan metode total sampling. Personal Hygiene dinilai dengan menggunakan kuesioner dan kejadian enterobiasis dinilai dengan pemeriksaan parasitologi di laboratorium. Data dianalisis dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian ini menunjukkan kejadian enterobiasis sebesar 6% dan yang memiliki Personal Hygiene baik sebanyak 70,1%. Dari hasil uji statistik didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara Personal Hygiene dengan kejadian enterobiasis (p=0,076). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang bermakna antara Personal Hygiene dengan kejadian enterobiasis. Kata kunci : Enterobiasis, Enterobius vermicularis, Personal Hygiene, panti asuhan

Desmawati Desmawati - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Enterobiasis pada Anak Panti Asuhan di Wilayah Kerja Puskesmas Rawang
    'Perpustakaan Universitas Andalas', 2018
    Co-Authors: Agustin, Sri Shinta, Rusjdi, Selfi Renita, Desmawati Desmawati
    Abstract:

    Enterobiasis merupakan penyakit akibat infeksi cacing Enterobius vermicularis. Enterobiasis dapat terjadi pada orang-orang yang memiliki Personal Hygiene buruk dan kelompok orang yang hidup dalam lingkungan yang sama, seperti panti asuhan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan Personal Hygiene dengan kejadian enterobiasis pada anak panti asuhan di wilayah kerja Puskesmas Rawang. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional yang dilaksanakan pada bulan April 2016 - Maret 2017. Penelitian dilakukan di Panti Asuhan Wira Lisna dan Panti Asuhan Ridho Rahmat. Teknik pengambilan sampel dengan metode total sampling. Personal Hygiene dinilai dengan menggunakan kuesioner dan kejadian enterobiasis dinilai dengan pemeriksaan parasitologi di laboratorium. Data dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan kejadian enterobiasis sebesar 6% dan yang memiliki Personal Hygiene baik sebanyak 70,1%. Uji statistik mendapatkan hubungan yang tidak bermakna antara Personal Hygiene dengan kejadian enterobiasis (p=0,076). Simpulan penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang bermakna antara Personal Hygiene dengan kejadian enterobiasis

Agustin, Sri Shinta - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Enterobiasis pada Anak Panti Asuhan di Wilayah Kerja Puskesmas Rawang
    'Perpustakaan Universitas Andalas', 2018
    Co-Authors: Agustin, Sri Shinta, Rusjdi, Selfi Renita, Desmawati Desmawati
    Abstract:

    Enterobiasis merupakan penyakit akibat infeksi cacing Enterobius vermicularis. Enterobiasis dapat terjadi pada orang-orang yang memiliki Personal Hygiene buruk dan kelompok orang yang hidup dalam lingkungan yang sama, seperti panti asuhan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan Personal Hygiene dengan kejadian enterobiasis pada anak panti asuhan di wilayah kerja Puskesmas Rawang. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional yang dilaksanakan pada bulan April 2016 - Maret 2017. Penelitian dilakukan di Panti Asuhan Wira Lisna dan Panti Asuhan Ridho Rahmat. Teknik pengambilan sampel dengan metode total sampling. Personal Hygiene dinilai dengan menggunakan kuesioner dan kejadian enterobiasis dinilai dengan pemeriksaan parasitologi di laboratorium. Data dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan kejadian enterobiasis sebesar 6% dan yang memiliki Personal Hygiene baik sebanyak 70,1%. Uji statistik mendapatkan hubungan yang tidak bermakna antara Personal Hygiene dengan kejadian enterobiasis (p=0,076). Simpulan penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang bermakna antara Personal Hygiene dengan kejadian enterobiasis

Anita Rahmawa - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • HUBUNGAN PERILAKU Personal Hygiene DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN AN-NAWAWI PURWOREJO TAHUN 2019
    2020
    Co-Authors: Annisaa Yusuf Octa Andriana*, Wafi Nu Muslihatu, Anita Rahmawa
    Abstract:

    Latar Belakang :Data statistik Jawa Tengah Tahun 2010 menunjukkan bahwa 45% remaja putri mengalami keputihan. Salah satu faktor yang menyebabkan keputihan adalah Personal Hygiene. Cakupan perilaku hidup bersih sehat Kabupaten Purworejo belum mencapai 100%. Hasil studi pendahuluan di Pondok Pesantren An-Nawawi Purworejo bahwa 9 dari 10 sampel santri putri sering mengeluh keputihan yang menyebabkan rasa gatal. Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara perilaku Personal Hygiene dengan kejadian keputihan pada santri putri Pondok Pesantren An-Nawawi Purworejo. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan bulan Mei 2019. Populasi adalah santri putri Pondok Pesantren yang sedang menempuh pendidikan menengah pertama usia 12-15 Tahun dengan jumlah sampel 87 responden. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Analisis data menggunakan chi square. Hasil Penelitian : Karakteristik umur santri putri yang mengikuti penelitian mayoritas umur 14 – 15 Tahun yaitu 55 responden (63,2%) dari pada santri putri umur 12 – 13 Tahun yaitu 32 responden (36,7%). Santri putri mayoritas mengalami menarche pada umur ≤ 12 tahun (95,3%) dari pada menarche umur >12 Tahun (4,6%). Perilaku Personal Hygiene baik (51,7%) lebih besar dari pada perilaku Personal Hygiene buruk (48,3%). Kejadian keputihan fisiologis (58,6%) lebih besar dari pada keputihan patologis (41,4%). Berdasarkan uji chi-square diketahui nilai p value 0,000 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku Personal Hygiene dengan kejadian keputihan. Kesimpulan :Ada hubungan perilaku Personal Hygiene dengan kejadian keputihan pada santri putri pondok pesantren An-Nawawi purworejo Tahun 2019

Mahalul Azam - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • hubungan status vaksinasi bcg riwayat kontak dan Personal Hygiene dengan kusta di kota pekalongan
    Unnes Journal of Public Health, 2016
    Co-Authors: Kurnia Ningrum Susanti, Mahalul Azam
    Abstract:

    Kusta masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara umumnya negara berkembang, termasuk Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status vaksinasi BCG, riwayat kontak dan Personal Hygiene dengan kejadian kusta. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan kasus kontrol secara retrospektif. Pada penelitian ini menggunakan total sampling pada kelompok kasus dan accidental sampling pada kelompok kontrol, dengan jumlah masing-masing 64 orang. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan berstrata dengan uji chi square (α=0,05) dan menghitung nilai Odds Ratio (OR). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kejadian kusta adalah status vaksinasi BCG (p=0,000;OR=3,621), riwayat kontak (p=0,000;OR=5,800) dan lama kontak (p=0,000; OR=15,815). Sedangkan Personal Hygiene (p=0,077) tidak berhubungan dengan kejadian kusta. Variabel umur, tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi tidak terbukti sebagai variabel perancu dalam hubungan antara status vaksinasi BCG. Akan tetapi pendidikan merupakan variabel perancu dalam hubungan antara Personal Hygiene dengan kejadian kusta. Saran bagi petugas bagian P2PL adalah meningkatkan kegiatan surveilans epidemiologi penyakit kusta. Bagi kepala puskesmas diharapkan untuk meningkatkan penemuan penderita secara aktif, meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit kusta dan meningkatkan cakupan vaksinasi BCG. Bagi peneliti selanjutnya untuk menghindari bias recall dan bias seleksi. Leprosy remains a public health problem in many developing countries, including Indonesia. The purpose of this study was to determine the relation between BCG vaccination status, contact with patient, and Personal Hygiene and leprosy. This study was an observational analytic study with approach case control restropectively. This study used total sampling in case group and accidental sampling in control group, in total 64 peoples each group. Data analysis used univariate, bivariate and stratified by chi square test (α = 0,05) and calculated the odd ratio (OR). The result showed that the factors related with the leprosy were BCG vaccination status (p=0,000;OR=3,621), contact with patient (p=0,000;OR=5,800) and duration of contact (p=0,000; OR=15,815). While Personal Hygiene was not associated with the leprosy (p=0,077). Variables of age, education and socioeconomic status did not proven as a confounding variable in relation between BCG vaccination status and leprosy. But education was confounding variable in relation between Personal Hygiene and leprosy. Recommendation for P2PL officer is to improve epidemiological surveillance of leprosy. For the head of the health center is expected to increase active case detection, improving counseling to society about leprosy defect and increasing the coverage of BCG vaccination. For the other researchers to avoid recall bias and selection bias.