Setaria

14,000,000 Leading Edge Experts on the ideXlab platform

Scan Science and Technology

Contact Leading Edge Experts & Companies

Scan Science and Technology

Contact Leading Edge Experts & Companies

The Experts below are selected from a list of 8433 Experts worldwide ranked by ideXlab platform

Jarmuji Jarmuji - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • PENGARUH FESES SAPI KAUR YANG DIBERI PAKANRUMPUT Setaria DAN PELEPAH SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN CACING TANAH Pheretima sp
    2017
    Co-Authors: Karyono Karyono, Bieng Brata, Jarmuji Jarmuji
    Abstract:

    Cacing tanah merupakan hewan yang tergolongke dalam kelompok invertebrata dan merupakan kelompok Annelida atau cacing bersegmen. Cacing tanah mempunyai potensi memberi keuntungan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia. Cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan obat, kosmetik, pakan ternak, mengurangi nematoda patogen didalam tanah, pengurai, membuat struktur tanah menjadi lebih baik dan penyubur tanah. Penelitian ini dilakukan di Pondokan Duo Saudara Kandang Limun Bengkulu pada tanggal 6 Agustus sampai 6 Oktober 2015. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pengaruh feses sapi kaur yang diberi pakan rumput Setaria dan pelepah sawit terhadap pertumbuhan cacing tanah Pheretima sp. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 5 ulangan.Setiap ulangan berisi 10 ekor cacing tanah Pheretima sp umur 2-3 hari yang diletakkan secara acak pada ember percobaan. Perlakuan yang diberikan;P0 = 50% sekam + 50% feses yang diberi pakan (100% rumput Setaria + sakura blok), P1 = 50% sekam + 50% feses yang diberipakan (75% rumput Setaria + 25% pelepah sawit + sakura blok), P2 = 50% sekam + 50% feses yang diberipakan (50% rumput Setaria + 50% pelepah sawit + sakura blok), P3 = 50% sekam + 50% feses yang diberipakan (25% rumput Setaria + 75% pelepah sawit + sakura blok). Hasil penelitian menunjukkan bahwa feses sapi kaur yangdiberi pakan 50% rumput Setaria + 50% pelepah sawit + sakura blok berpengaruh nyata (P

  • PENGARUH FESES SAPI KAUR YANG DIBERI PAKAN RUMPUT Setaria DAN PELEPAH SAWIT TERHADAP PERKEMBANGBIAKAN CACING TANAH Pheretima sp
    2017
    Co-Authors: Cibro, Indra Putra, Jarmuji Jarmuji, Bieng Brata
    Abstract:

    Cacing tanah merupakan salah satu yang ikut melengkapi khazanah hayati fauna indonesia dan termasuk kedalam kelompok hewan tingkat rendah, tidak bertulang belakang. Cacing tanah dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya serap air, menyuburkan tanah, meningkatkan pemanfaatan limbah organik, sumber pupuk organik, bahan pakan ikan, umpan pancing, bahan obat, dan bahan kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh feses sapi kaur yang diberi pakan rumput Setaria dan pelepah sawit terhadap perkembangbiakan cacing tanah Pheretima sp. Pemeliharaan cacing ini dilaksanakan selama 2 bulan di Pondokan Duo Bersaudara Jl. WR. Supratman, Kandang Limun Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah P0 = 50% sekam + 50% feses (100% rumput Setaria + sakura blok), P1 = 50% sekam + 50% feses (75% rumput Setaria + 25% pelepah sawit + sakura blok), P2 = 50% sekam + 50% feses (50% rumput Setaria + 50% pelepah sawit + sakura blok), P3 = 50% sekam + 50% feses (25% rumput Setaria + 75% pelapah sawit + sakura blok). Perkembangan klitelium, jumlah anak, jumlah anak perinduk dan mortalitas induk yang diperoleh dianalisis dengan statistik menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa feses sapi kaur yang diberi pakan 50% rumput Setaria dan 50% pelepah sawit + sakura blok, berpengaruh nyata (P

  • PENGARUH BERBAGAI CAMPURAN MEDIA PADAFESES SAPI KAUR YANG DIBERI PAKANRUMPUT Setaria DAN PELEPAH SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN CACING TANAH (PHERETIMA SP)
    2017
    Co-Authors: Setiawan, Bagus Dimas, Bieng Brata, Jarmuji Jarmuji
    Abstract:

    Cacing tanah merupakan hewan yang tergolong ke dalam kelompok Invertebrata dan merupakan kelompok Annelida atau cacing bersegmen. Cacing tanah mempunyai potensi memberi keuntungan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia. Cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan obat, kosmetik, pakan ternakdan cacing tanah mempunyai kemampuan membantu mempercepat degradasi C/N didalam bahan organik dengan cara memakan bahan organik dan menghasilkan feses. Feses ini kemudian diubah kedalam N anorganik oleh mikroorganisme didalam media sehingga N dan unsur hara yang lain dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh berbagai campuran media pada feses sapi kaur yang diberi pakan rumput Setaria dan pelepah sawit terhadap pertumbuhan cacing tanah Pheretima sp. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan pada bulan September sampai dengan bulan November 2016 di Pondokan EdoGang 3, Unib Belakang, Kelurahan Kandang Limun Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu dan Laboratorium Peternakan Universitas Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan:P0 = 100% feses sapi kaur yang diberi pakan (50% rumput Setaria + 50% pelepah sawit + sakura blok); P1 = 50% sekam + 50% feses sapi kaur kaur yang diberi pakan (50% rumput Setaria + 50% pelepah sawit + sakura blok); P2 = 50% jerami padi + 50% feses sapi kaur kaur yang diberi pakan (50% rumput Setaria + 50% pelepah sawit + sakura blok); P3 = 50% batang pisang + 50% feses sapi kaur kaur yang diberi pakan (50% rumput Setaria + 50% pelepah sawit + sakura blok) dan P4 50% serbuk gergaji + 50% feses sapi kaur kaur yang diberi pakan (50% rumput Setaria + 50% pelepah sawit + sakura blok). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemberian campuran media pada feses sapi kaur yangdiberi pakan 50% rumput Setaria + 50% pelepah sawit + sakura blokberpengaruh sangat nyata (P0,05) terhadap pertambahan bobot badan induk cacing tanah Pheretima sp

Bieng Brata - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • PENGARUH FESES SAPI KAUR YANG DIBERI PAKANRUMPUT Setaria DAN PELEPAH SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN CACING TANAH Pheretima sp
    2017
    Co-Authors: Karyono Karyono, Bieng Brata, Jarmuji Jarmuji
    Abstract:

    Cacing tanah merupakan hewan yang tergolongke dalam kelompok invertebrata dan merupakan kelompok Annelida atau cacing bersegmen. Cacing tanah mempunyai potensi memberi keuntungan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia. Cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan obat, kosmetik, pakan ternak, mengurangi nematoda patogen didalam tanah, pengurai, membuat struktur tanah menjadi lebih baik dan penyubur tanah. Penelitian ini dilakukan di Pondokan Duo Saudara Kandang Limun Bengkulu pada tanggal 6 Agustus sampai 6 Oktober 2015. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pengaruh feses sapi kaur yang diberi pakan rumput Setaria dan pelepah sawit terhadap pertumbuhan cacing tanah Pheretima sp. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 5 ulangan.Setiap ulangan berisi 10 ekor cacing tanah Pheretima sp umur 2-3 hari yang diletakkan secara acak pada ember percobaan. Perlakuan yang diberikan;P0 = 50% sekam + 50% feses yang diberi pakan (100% rumput Setaria + sakura blok), P1 = 50% sekam + 50% feses yang diberipakan (75% rumput Setaria + 25% pelepah sawit + sakura blok), P2 = 50% sekam + 50% feses yang diberipakan (50% rumput Setaria + 50% pelepah sawit + sakura blok), P3 = 50% sekam + 50% feses yang diberipakan (25% rumput Setaria + 75% pelepah sawit + sakura blok). Hasil penelitian menunjukkan bahwa feses sapi kaur yangdiberi pakan 50% rumput Setaria + 50% pelepah sawit + sakura blok berpengaruh nyata (P

  • PENGARUH FESES SAPI KAUR YANG DIBERI PAKAN RUMPUT Setaria DAN PELEPAH SAWIT TERHADAP PERKEMBANGBIAKAN CACING TANAH Pheretima sp
    2017
    Co-Authors: Cibro, Indra Putra, Jarmuji Jarmuji, Bieng Brata
    Abstract:

    Cacing tanah merupakan salah satu yang ikut melengkapi khazanah hayati fauna indonesia dan termasuk kedalam kelompok hewan tingkat rendah, tidak bertulang belakang. Cacing tanah dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya serap air, menyuburkan tanah, meningkatkan pemanfaatan limbah organik, sumber pupuk organik, bahan pakan ikan, umpan pancing, bahan obat, dan bahan kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh feses sapi kaur yang diberi pakan rumput Setaria dan pelepah sawit terhadap perkembangbiakan cacing tanah Pheretima sp. Pemeliharaan cacing ini dilaksanakan selama 2 bulan di Pondokan Duo Bersaudara Jl. WR. Supratman, Kandang Limun Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah P0 = 50% sekam + 50% feses (100% rumput Setaria + sakura blok), P1 = 50% sekam + 50% feses (75% rumput Setaria + 25% pelepah sawit + sakura blok), P2 = 50% sekam + 50% feses (50% rumput Setaria + 50% pelepah sawit + sakura blok), P3 = 50% sekam + 50% feses (25% rumput Setaria + 75% pelapah sawit + sakura blok). Perkembangan klitelium, jumlah anak, jumlah anak perinduk dan mortalitas induk yang diperoleh dianalisis dengan statistik menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa feses sapi kaur yang diberi pakan 50% rumput Setaria dan 50% pelepah sawit + sakura blok, berpengaruh nyata (P

  • PENGARUH BERBAGAI CAMPURAN MEDIA PADAFESES SAPI KAUR YANG DIBERI PAKANRUMPUT Setaria DAN PELEPAH SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN CACING TANAH (PHERETIMA SP)
    2017
    Co-Authors: Setiawan, Bagus Dimas, Bieng Brata, Jarmuji Jarmuji
    Abstract:

    Cacing tanah merupakan hewan yang tergolong ke dalam kelompok Invertebrata dan merupakan kelompok Annelida atau cacing bersegmen. Cacing tanah mempunyai potensi memberi keuntungan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia. Cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan obat, kosmetik, pakan ternakdan cacing tanah mempunyai kemampuan membantu mempercepat degradasi C/N didalam bahan organik dengan cara memakan bahan organik dan menghasilkan feses. Feses ini kemudian diubah kedalam N anorganik oleh mikroorganisme didalam media sehingga N dan unsur hara yang lain dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh berbagai campuran media pada feses sapi kaur yang diberi pakan rumput Setaria dan pelepah sawit terhadap pertumbuhan cacing tanah Pheretima sp. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan pada bulan September sampai dengan bulan November 2016 di Pondokan EdoGang 3, Unib Belakang, Kelurahan Kandang Limun Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu dan Laboratorium Peternakan Universitas Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan:P0 = 100% feses sapi kaur yang diberi pakan (50% rumput Setaria + 50% pelepah sawit + sakura blok); P1 = 50% sekam + 50% feses sapi kaur kaur yang diberi pakan (50% rumput Setaria + 50% pelepah sawit + sakura blok); P2 = 50% jerami padi + 50% feses sapi kaur kaur yang diberi pakan (50% rumput Setaria + 50% pelepah sawit + sakura blok); P3 = 50% batang pisang + 50% feses sapi kaur kaur yang diberi pakan (50% rumput Setaria + 50% pelepah sawit + sakura blok) dan P4 50% serbuk gergaji + 50% feses sapi kaur kaur yang diberi pakan (50% rumput Setaria + 50% pelepah sawit + sakura blok). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemberian campuran media pada feses sapi kaur yangdiberi pakan 50% rumput Setaria + 50% pelepah sawit + sakura blokberpengaruh sangat nyata (P0,05) terhadap pertambahan bobot badan induk cacing tanah Pheretima sp

Brata B. - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

Ulfa Purwati - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • produksi hijauan segar dan kadar bahan kering rumput Setaria Setaria sphacelata dengan aplikasi mikoriza arbuskula pada level berbeda
    Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 2017
    Co-Authors: Ulfa Purwati, Asril Asril, Mira Delima
    Abstract:

    Suatu penelitian tentang produksi hijauan segar dan kadar bahan kering rumput Setaria ( Setaria sphacelata) telah dilakukan di Laboratorium Lapangan Peternakan (LLP) yang terletak di Jalan Utama Gampong Rukoh dan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala mulai dari bulan Februari 2017 hingga April 2017. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian mikoriza arbuskula terhadap produksi hijauan segar dan kadar bahan kering rumput Setaria ( Setaria sphacelata) . Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dengan 5 ulangan. Perlakuan L0 adalah perlakuan kontrol/tanpa pemberian mikoriza arbuskula, perlakuan L1 adalah perlakuan dengan pemberian 5 gr mikoriza arbuskula per rumpun, perlakuan L2 adalah perlakuan dengan pemberian 10 gr mikoriza arbuskula per rumpun, sedangkan  perlakuan L3 adalah perlakuan dengan pemberian 15 gr mikoriza arbuskula per rumpun. Parameter yang diukur adalah produksi hijauan segar dan kadar bahan kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian mikoriza arbuskula tidak berpengaruh (P>0,05)  terhadap produksi hijauan segar dan kadar bahan kering. Fresh Forages Production and Dry Matter Content of Setaria (Setaria sphacelata) with Different Level of Arbuscular Mycorrizal Application A research concerning fresh forages production and dry matter content of Setaria ( Setaria sphacelata ) grass with different level of arbuscular mycorrizal application was conducted at Field Laboratory Peternakan (LLP) located on Jalan Utama Gampong Rukoh and at Nutritional Science and Feed Technology Laboratory, Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University.  The research had been conducted from February until April 2017. The objective of the research was to find the effect of arbuscular mycorrhizal application toward fresh forages production and dry matter content of Setaria grass. Completely Randomized Design was used in this research consists of four treatments (L0 = 0 gr arbuscular mycorrhizal applied per clumps (control), L1 = 5 gr arbuscular mycorrhizal applied per clumps, L2 = 10 gr arbuscular mycorrhizal applied per clumps, and L3 = 15 gr arbuscular mycorrhizal applied per clumps), and five replications. Fresh forages production and dry matter content were the parameter determined. Statistical analysis result indicated that there was no significant effect (P>0.05) caused by the treatments on fresh forages production and dry matter content. Therefore, the conclusion of this research was that all level of arbuscular mycorrhizal applied had no effect on Setaria grass fresh production and dry matter content. A research concerning fresh forages production and dry matter content of Setaria ( Setaria sphacelata ) grass with different level of arbuscular mycorrizal application was conducted at Field Laboratory Peternakan (LLP) located on Jalan Utama Gampong Rukoh and at Nutritional Science and Feed Technology Laboratory, Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University.  The research had been conducted from February until April 2017. The objective of the research was to find the effect of arbuscular mycorrhizal application toward fresh forages production and dry matter content of Setaria grass. Completely Randomized Design was used in this research consists of four treatments (L0 = 0 gr arbuscular mycorrhizal applied per clumps (control), L1 = 5 gr arbuscular mycorrhizal applied per clumps, L2 = 10 gr arbuscular mycorrhizal applied per clumps, and L3 = 15 gr arbuscular mycorrhizal applied per clumps), and five replications. Fresh forages production and dry matter content were the parameter determined. Statistical analysis result indicated that there was no significant effect (P>0.05) caused by the treatments on fresh forages production and dry matter content. Therefore, the conclusion of this research was that all level of arbuscular mycorrhizal applied had no effect on Setaria grass fresh production and dry matter content.

  • pengaruh pemberian mikoriza arbuskula terhadap produksi hijauan segar dan kadar bahan kering rumput Setaria Setaria sphacelata
    ETD Unsyiah, 2017
    Co-Authors: Ulfa Purwati
    Abstract:

    Ulfa Purwati. 1305104010040. Pengaruh Pemberian Mikoriza Arbuskula Terhadap Produksi Hijauan Segar dan Kadar Bahan Kering Rumput Setaria (Setaria sphacelata) di bawah bimbingan Mira Delima sebagai ketua dan Asril sebagai anggota. RINGKASAN Pada umumnya, petani peternak di pedesaan memberi pakan ternaknya berupa rumput yang tumbuh secara alami. Peningkatan produktivitas ternak yang optimal dengan pemberian pakan rumput alami akan sulit dicapai dikarenakan kualitas rumput tersebut rendah. Salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas ternak dapat dilakukan dengan pemberian pakan berupa rumput unggul. Rumput Setaria (Setaria sphacelta) merupakan salah satu rumput pakan unggul yang mempunyai kualitas yang baik dilihat dari tingkat pertumbuhan, produktivitas hasil panen maupun nutrisi yang terkandung didalamnya. Dalam upaya optimalisasi produktivitas rumput Setaria, aplikasi pupuk hayati berupa mikoriza arbuskula dapat dilakukan pada saat penanaman. Mikoriza merupakan hubungan simbiosis mutualisme (saling menguntungkan) antara cendawan/jamur (myces) dengan perakaran (rhiza) tanaman. Prinsip kerja mikoriza adalah dengan menginfeksi sistem perakaran tanaman inang, memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman yang mengandung mikoriza mampu meningkatkan kapasitasnya dalam penyerapan unsur hara (Delvian, 2003). Mikoriza berfungsi dalam mendukung dan meningkatkan pertumbuhan serta jumlah akar, terutama akar serabut. Selain itu, mikoriza berfungsi pula sebagai pemicu kemampuan tanaman dalam peningkatan serapan hara tanah. Penyerapan unsur hara yang lebih optimal oleh tanaman yang ditambahkan mikoriza arbuskula, diharapkan dapat meningkatkan pula produktivitas tanaman seperti produksi segar dan kadar bahan keringnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian mengenai produktivitas Setaria dengan pemberian fungi mikoriza arbuskula sebagai pupuk hayati (Fakuara, 1998). Kegiatan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Peternakan (LLP) yang terletak di Jalan Utama Gampong Rukoh, Darussalam, Banda Aceh. Pengujian sampel rumput Setaria dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Prodi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. Penelitian berlangsung selama 5 bulan dan dimulai dari bulan Februari 2017 hingga Juli 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian mikoriza arbuskula terhadap produksi segar dan bahan kering rumput Setaria. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan penelitian terdiri dari perlakuan kontrol/tanpa pemberian mikoriza arbuskula (L0), pemberian 5 gr mikoriza arbuskula (L1), pemberian 10 gr mikoriza arbuskula (L2) dan pemberian 15 gr mikoriza arbuskula (L3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pemberian mikoriza arbuskula tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap produksi hijauan segar dan kadar bahan kering rumput Setaria (Setaria sphacelata). Hal tersebut diduga karena kandungan unsur hara P di dalam tanah sangat tinggi sehingga dapat menghambat perkembangan mikoriza pada akar rumput.

Mira Delima - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • kandungan protein kasar dan serat kasar rumput Setaria Setaria sphacelata dengan aplikasi mikoriza arbuskula pada level berbeda
    Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 2017
    Co-Authors: Ria Sagita, Asril Asril, Mira Delima
    Abstract:

    Abstrak . Suatu penelitian tentang efektivitas mikoriza arbuskula terhadap kandungan nutrisi rumput Setaria ( Setaria sphacelata) telah dilakukan di Laboratorium Lapangan Peternakan (LLP) yang terletak di Jalan Utama Gampong Rukoh dan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kualamulai dari bulan Januari 2017 hingga Juli 2017. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kandungan protein kasar dan serat kasar rumput Setaria yang diberi mikoriza arbuskula. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dengan 5 ulangan. Perlakuan L0 adalah perlakuan kontrol/tanpa pemberian mikoriza arbuskula, perlakuan L1 adalah perlakuan dengan pemberian 5 gr mikoriza arbuskula per rumpun, perlakuan L2 adalah perlakuan dengan pemberian 10 gr mikoriza arbuskula per rumpun, sedangkan perlakuan L3 adalah perlakuan dengan pemberian 15 gr mikoriza arbuskula per rumpun. Parameter yang diukur adalah kadar protein kasar dan serat kasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi mikoriza arbuskula berpengaruh sangat nyata (P<0,01)  terhadap kandungan protein kasar dan serat kasar rumput Setaria. The Crude Protein and Crude Fiber Content of Setaria sphacelata with Different Level of Arbuscular Mychorrizal Application Abstract. A research regarding the effectivity of arbuscular mycorrhizal applied on Setaria (Setaria sphacelata) grass was conducted at Field Laboratory Peternakan (LLP) located onJalan UtamaGampong Rukoh and at Nutritional ScienceandFeed Technology Laboratory, Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture Syiah Kuala University. The research had been conducted from January to July 2017. The objective of the research was to findthe crude protein and crude fiber content of Setaria sphacelata forage plant on which applied with different level of arbuscular mychorrizal. Completely Randomized Design was used in this research consists of four treatments (L0 = control/0 gr arbuscular mycorrhizal applied per clumps, L1 = 5 gr arbuscular mycorrhizal applied per clumps, L2 = 10 gr arbuscular mycorrhizal applied per clumps, and L3 = 15 gr arbuscular mycorrhizal applied per clumps), and five replications. Crude protein and crude fiber content were the parameter estimated. Statistical analysis showed that there was highly significant effect (P<0,01) caused bythe treatments on crude protein and crude fiber content. The conclusion was that the different level of arbuscular mycorrhizal applied on Setaria grass indicated to different result.

  • produksi hijauan segar dan kadar bahan kering rumput Setaria Setaria sphacelata dengan aplikasi mikoriza arbuskula pada level berbeda
    Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 2017
    Co-Authors: Ulfa Purwati, Asril Asril, Mira Delima
    Abstract:

    Suatu penelitian tentang produksi hijauan segar dan kadar bahan kering rumput Setaria ( Setaria sphacelata) telah dilakukan di Laboratorium Lapangan Peternakan (LLP) yang terletak di Jalan Utama Gampong Rukoh dan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala mulai dari bulan Februari 2017 hingga April 2017. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian mikoriza arbuskula terhadap produksi hijauan segar dan kadar bahan kering rumput Setaria ( Setaria sphacelata) . Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dengan 5 ulangan. Perlakuan L0 adalah perlakuan kontrol/tanpa pemberian mikoriza arbuskula, perlakuan L1 adalah perlakuan dengan pemberian 5 gr mikoriza arbuskula per rumpun, perlakuan L2 adalah perlakuan dengan pemberian 10 gr mikoriza arbuskula per rumpun, sedangkan  perlakuan L3 adalah perlakuan dengan pemberian 15 gr mikoriza arbuskula per rumpun. Parameter yang diukur adalah produksi hijauan segar dan kadar bahan kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian mikoriza arbuskula tidak berpengaruh (P>0,05)  terhadap produksi hijauan segar dan kadar bahan kering. Fresh Forages Production and Dry Matter Content of Setaria (Setaria sphacelata) with Different Level of Arbuscular Mycorrizal Application A research concerning fresh forages production and dry matter content of Setaria ( Setaria sphacelata ) grass with different level of arbuscular mycorrizal application was conducted at Field Laboratory Peternakan (LLP) located on Jalan Utama Gampong Rukoh and at Nutritional Science and Feed Technology Laboratory, Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University.  The research had been conducted from February until April 2017. The objective of the research was to find the effect of arbuscular mycorrhizal application toward fresh forages production and dry matter content of Setaria grass. Completely Randomized Design was used in this research consists of four treatments (L0 = 0 gr arbuscular mycorrhizal applied per clumps (control), L1 = 5 gr arbuscular mycorrhizal applied per clumps, L2 = 10 gr arbuscular mycorrhizal applied per clumps, and L3 = 15 gr arbuscular mycorrhizal applied per clumps), and five replications. Fresh forages production and dry matter content were the parameter determined. Statistical analysis result indicated that there was no significant effect (P>0.05) caused by the treatments on fresh forages production and dry matter content. Therefore, the conclusion of this research was that all level of arbuscular mycorrhizal applied had no effect on Setaria grass fresh production and dry matter content. A research concerning fresh forages production and dry matter content of Setaria ( Setaria sphacelata ) grass with different level of arbuscular mycorrizal application was conducted at Field Laboratory Peternakan (LLP) located on Jalan Utama Gampong Rukoh and at Nutritional Science and Feed Technology Laboratory, Department of Animal Husbandry Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University.  The research had been conducted from February until April 2017. The objective of the research was to find the effect of arbuscular mycorrhizal application toward fresh forages production and dry matter content of Setaria grass. Completely Randomized Design was used in this research consists of four treatments (L0 = 0 gr arbuscular mycorrhizal applied per clumps (control), L1 = 5 gr arbuscular mycorrhizal applied per clumps, L2 = 10 gr arbuscular mycorrhizal applied per clumps, and L3 = 15 gr arbuscular mycorrhizal applied per clumps), and five replications. Fresh forages production and dry matter content were the parameter determined. Statistical analysis result indicated that there was no significant effect (P>0.05) caused by the treatments on fresh forages production and dry matter content. Therefore, the conclusion of this research was that all level of arbuscular mycorrhizal applied had no effect on Setaria grass fresh production and dry matter content.