Slow Sand Filter

14,000,000 Leading Edge Experts on the ideXlab platform

Scan Science and Technology

Contact Leading Edge Experts & Companies

Scan Science and Technology

Contact Leading Edge Experts & Companies

The Experts below are selected from a list of 1656 Experts worldwide ranked by ideXlab platform

Wahyono Hadi - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Performance of geotextile-based Slow Sand Filter media in removing total coli for drinking water treatment using system dynamics modelling.
    Heliyon, 2020
    Co-Authors: Nurina Fitriani, Wahyono Hadi, Maritha Nilam Kusuma, Budisantoso Wirjodirdjo, Joni Hermana, Ni’matuzahroh, Setyo Budi Kurniawan, Siti Rozaimah Sheikh Abdullah, Radin Maya Saphira Radin Mohamed
    Abstract:

    In a Slow Sand Filter, a biological layer consisting of alluvial mud and various types of microorganisms grows and attaches to the Sand media and forms a matrix called schmutzdecke. Changes to several factors, including the quality of raw water, filtration speed, and the addition of media, affect the performance of the Slow Sand Filter unit in producing treated water. Geotextiles can be equipped to improve the performance of a Slow Sand Filter in removing pollutants. The selection of several factors that affect Slow Sand Filter performance can be used as a starting point for the engineering system to determine the best pattern of performance behavior. This approach was carried out by looking at the dynamic behavior patterns of Slow Sand Filter system performance in treating raw water. This research has not yet been conducted extensively. The dynamic behavior pattern approach to the performance of the Slow Sand Filter unit was used to obtain the behavior model for the schmutzdecke layer on the Filter. The system dynamic approach focused on treatment scenarios that can determine the behavior of the Slow Sand Filter system. Several factors were assessed, including temperature, turbidity, nutrient concentration, algal concentration, bacteria and dissolved oxygen. Model simulation results show that the comparison of C: N: P values affected the performance of the schmutzdecke layer in removing total coli. The Slow Sand Filter unit was capable of producing treated water with a total amount of coli equal to 0 on the C: N: P values of 85: 5.59: 1.25, respectively, and a 9 cm geotextile thickness.

  • studi kinerja Slow Sand Filter dengan bantuan lampu light emitting diode led putih
    Jurnal Teknik ITS, 2018
    Co-Authors: Carissa Yumna Ekadewi, Wahyono Hadi
    Abstract:

    Pada penelitian ini dilakukan proses filtrasi dengan menggunakan Slow Sand Filter sebagai salah satu metode dalam pengolahan air bersih. Selanjutnya dilakukan analisis efisiensi penurunan tingkat kekeruhan, total coliform, dan zat organik (KMnO 4 ) yang dapat diturunkan oleh unit Slow Sand Filter untuk mengolah air sumur dengan bantuan lampu Light Emitting Diode (LED) putih dan adanya geotekstil dalam setiap unit Slow Sand Filter . Variasi pada penelitian ini yaitu: jarak lampu ke air permukaan sebesar 20 cm dan 40 cm dengan rate filtrasi 0,3 m3/m2.jam dan 0,1 m3/m2.jam. Pada penelitian ini digunakan air baku yaitu air sumur di daerah Mulyorejo dengan nilai awal kekeruhan 8,43 NTU, nilai awal total coliform 16.000 per 100 ml sampel, dan nilai awal zat organik (KMnO 4 ) 29,072 mg/L. Dihasilkan bahwa efisiensi penurunan tingkat kekeruhan, total coliform, dan zat organik (KMnO 4 ) pada variasi jarak lampu sebesar 40 cm ke air permukaan dan rate filtrasi 0,1 m3/m2/jam adalah yang paling baik dengan nilai rata-rata efisiensi kekeruhan sebesar 96,71%, total coliform sebesar 99,76%, dan zat organik (KMnO 4 ) sebesar 89,96%.

  • kinerja Slow Sand Filter dengan bantuan lampu light emitting diode led biru dan merah
    Jurnal Teknik ITS, 2018
    Co-Authors: Vanny Widiyanti, Wahyono Hadi
    Abstract:

    Kebutuhan air bersih yang semakin besar terutama pada wilayah perkotaan yang minim sumber daya air mengakibatkan kebutuhan persediaan air bersih bagi masyarakat meningkat. Selain masalah kualitas air masalah yang muncul saat ini adalah terbatasnya lahan untuk pengolahan air untuk mengatasi permasalahan mengenai pengolahan air tersebut maka digunakan sistem pengolahan air minum dengan menggun Slow Sand Filter (SSF) dengan bantuan lampu light-emitting diode (LED) Biru dan Merah sebagai cahaya dalam proses SSF. Dalam penelitian yang bertujuan untuk menentukan kontribusi dari penggunaan lampu LED biru dan merah ini dilakukan tahapan yaitu tahap analisis awal, tahap aklimatisasi dan tahap pengoperasian dengan tiga variasi kecepatan yaitu 0,1 m 3 /m 2 .jam, dan 0,3 m 3 /m 2 .jam, serta dilakukan analisis parameter uji kekeruhan, zat organik, dan total coliform. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan SSF dengan bantuan lampu LED biru dan merah terhadap parameter kekeruhan memiliki efisiensi sebesar 84,45%-95,49% dengan kontribusi penggunaan lampu LED sebesar 1,28%-11,98%, dan pada parameter uji zat organik nilai efisiensi sebesar 81,67%-91,91% dengan ekontribusi penggunaan lampu LED biru dan merah sebesar 42,71%-75,36%, dan pada parameter total coliform efisiensi removal sebesar 92,89%-99,37% dengan kontribusi dari penggunaan lampu sebesar 2,86%-12,23%. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa penggunaan lampu LED berwarna merah dengan kecepatan laju filtrasi 0,1 m 3 /m 2 .jam memiliki rata-rata efisiensi removal paling optimal.

  • Penggunaan Unit Slow Sand Filter, Ozon Generator dan Rapid Sand Filter untuk Meningkatkan Kualitas Air Sumur Dangkal menjadi Air Layak Minum dengan Parameter Kekeruhan, Fe, dan Mn
    Jurnal Teknik ITS, 2014
    Co-Authors: Jami’ah Jami’ah, Wahyono Hadi
    Abstract:

    Air tanah dapat diambil masyarakat untuk keperluan sehari-hari. Air tanah terkadang belum memenuhi standar kualitas air minum karena adanya kadar besi, mangan dan kekeruhan yang tinggi. Dari permasalahan tersebut diperlukan adanya teknologi pengolahan yang efektif dan efisien bagi masyarakat. Slow Sand Filter, proses ozonisasi dan rapid Sand Filter dapat menjadi alternatif pengolahan air sumur dangkal tercemar menjadi air layak minum.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisa kemampuan unit Slow Sand Filter, ozon generator dan rapid Sand Filter dalam menyisihkan besi, mangan, dan kekeruhan yang terkandung dalam air minum.Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi removal pada unit Slow Sand Filter untuk beban besi, mangan dan kekeruhan adalah (84,13%; 4842%; 89,21%), pada proses ozonisasi (75,4%; 47,4%; 35,83%), dan pada unit rapid Sand Filter (79,63%; 72,2%; 64,94%).

  • pengaruh ketebalan media geotekstil dan arah aliran terhadap penyisihan kekeruhan dan total coli pada Slow Sand Filter rangkaian seri
    Jurnal Teknik ITS, 2014
    Co-Authors: A Dewi A Hendrayani, Nurina Fitriani, Wahyono Hadi
    Abstract:

    Proses pembersihan pada Slow Sand Filter dikenal dengan cara scrapping. Hal ini memerlukan biaya yang kurang ekonomis jika ditinjau dari segi proses pembaharuan media setelah proses scrapping . Cara scrapping dapat diminimisasi dengan penggunaan geotekstil pada Slow Sand Filter. Selain itu juga dapat meningkatkan kinerja Slow Sand Filter karena struktur geotekstil yang baik untuk proses filtrasi . Pada penelitian ini dilakukan pengolahan air menggunakan Slow Sand Filter dengan perpaduan variasi ketebalan media geotekstil dan arah aliran. Ketebalan media geotekstil yang digunakan adalah 4 cm dan 6 cm. Geotekstil yang digunakan pada penelitian ini adalah tipe nonwoven. Sedangkan untuk arah aliran yang digunakan adalah down-up dan down-down. Slow Sand Filter yang digunakan disusun secara seri dengan tambahan unit pretreatment yaitu roughing Filter . Parameter yang dianalisis pada penelitian ini adalah kekeruhan dan total coli. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh penyisihan kekeruhan yang lebih baik pada penelitian ini sebesar 91,55%. Penyisihan total coli yang lebih baik pada penelitian ini yaitu sebesar 99,38%. Hasil penyisihan kedua parameter tersebut diperoleh dari variasi ketebalan 6 cm dengan arah aliran down-down.

Ir Wahyono Hadi - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • penggunaan unit Slow Sand Filter ozon generator dan rapid Sand Filter skala rumah tangga untuk meningkatkan kualitas air sumur dangkal menjadi air layak minum parameter besi mangan dan kekeruhan
    PENGGUNAAN UNIT SLOW SAND FILTER OZON GENERATOR DAN RAPID SAND FILTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS AIR SUMUR DANGKAL MENJADI AIR LAY, 2016
    Co-Authors: Ir Wahyono Hadi
    Abstract:

    Water wells can be used by people for daily activities. Often, wells water have low quality of drinking water because high iron, manganese, and turbidity substances. From this case, needs effective and efficient processing technology for the people. Slow Sand Filters, ozonation process, and rapid Sand Filters can be alternative processing of well water contaminated be a consumption water. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of Slow Sand Filters, ozone generators and rapid Sand Filters to removal irons, manganeses and turbidity substances in water wells. The results showed that the removal efficiency of Slow Sand Filter units for the load of iron, manganese substance and turbidity was (84,13%; 4842%; 89,21%), in ozonation process (75,4%; 47,4%; 35,83%), and at the rapid Sand Filter units ((79,63%; 72,2%; 64,94%).

  • resirkulasi air tambak bandeng dengan Slow Sand Filter
    Paper and Presentation Environment Engineering RSL 628.164 Feb r 2013, 2013
    Co-Authors: Ir Wahyono Hadi
    Abstract:

    Tambak merupakan suatu bangunan berupa kolam didaerah pantai yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya biota laut yang bernilai ekonomis. Air payau sering dimanfaatkan oleh para petambak untuk membuat kolam tambak dengan budidaya ikan. Namun tidak semua daerah mempunyai sumberdaya air yang baik untuk dijadikan pembudidayaan ikan ditambak oleh para petambak, sehingga timbul masalah pemenuhan kebutuhan air tambak agar mendapatkan air tambak yang baik. Maka dibutuhkan satu pengolahan untuk menurunkan kadar yang akan dianalisa seperti total coli, kekeruhan, dan zat organik (Permanganat Value), yaitu dengan Slow Sand Filter. Penelitian ditujukan untuk menganalisa efektifitas Slow Sand Filter terhadap salinitas air tambak bandeng. Air baku menggunakan air payau dari tambak dikeputih. Dimana diketahui pada studi pendahuluan kandungan total coli 10000 per 100ml, zat organik 13,37 mg/l, kekeruhan 4,80 NTU. Berdasarkan analisa akhir yang telah dilakukan, efisiensi penurunan pada hari ketiga mencapai 42,6 % dan sampai pada hari ke 30 mencapai kisaran 90-95 %. Berdasarkan besarnya kemampuan saringan dalam meremoval salinitas, total coli, kekeruhan, zat organik, maka pengolahan Slow Sand Filter dapat digunakan untuk mengolah air tambak.

  • pengaruh roughing Filter dan Slow Sand Filter dalam pengolahan air minum dengan menggunakan air baku dari intake karangpilang terhadap parameter biologi
    Undergraduate Thesis Environment Engineering RSL 628.164 Khu p 2010, 2010
    Co-Authors: Ir Wahyono Hadi
    Abstract:

    Pengolahan air yang digunakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Karangpilang masih menerapkan sistem konvensional, sehingga memerlukan unit pengolahan yang lebih banyak seperti prasedimentasi, flashmix, Slow mix, dan sedimentasi. Pada saat musim hujan, kekeruhan air baku akan meningkat, hal ini menyebabkan kebutuhan koagulan semakin banyak sehingga pengolahan air menjadi semakin mahal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alternatif pengolahan yang lebih efektif dan meminimalisasi penggunaan bahan kimia khususnya yang efisien untuk menurunkan kandungan total coli dan faecal coli dengan rangkaian unit Roughing Filter (RF) dan Slow Sand Filter (SSF). Penelitian ini menggunakan rangkaian unit RF yang terdiri dari empat variasi media kerikil yaitu 25; 19; 16; 1 mm kemudian unit SSF dengan diameter rata-rata pasir kali sebesar 0,25 mm. Penelitian ini juga terbagi atas tiga variasi filtration rate yaitu sebesar 0,125; 0,25; 0,5 m3/m2.jam. Dari penelitian diperoleh hasil terbaik penurunan jumlah bakteri total coli dan faecal coli pada unit RF variasi filtration rate sebesar 0,25 m3/m2.jam dimana efisiensi rata-rata sebesar 88,23% dan 85,59% serta pada unit SSF variasi filtration rate sebesar 0,125 m3/m2.jam dimana efisiensi rata-rata sebesar 99,95% dan 99,96%

  • kajian pengolahan air gambut dengan upflow anaerobic Filter dan Slow Sand Filter
    Master Thesis Environment Engineering RTL 628.162 Eri k 2010, 2010
    Co-Authors: Ir Wahyono Hadi
    Abstract:

    Air gambut yang banyak terdapat di Kalimantan khususnya di propinsi Kalimantan Barat mempunyai karateristik berwarna coklat tua sampai kehitaman (124 - 850 PtCo), berkadar organik tinggi (138 – 1560 mg/L KMnO4), dan bersifat asam (pH 3,7 – 5,3). Kondisi air gambut ini menunjukkan bahwa masih perlu pengolahan khusus terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai sumber air untuk keperluan domestik. Salah satu alternatif pengolahan untuk menurunkan kandungan organik dan warna dalam air adalah Upflow Anaerobik Filter dan Slow Sand Filter (SSF). Tujuan penelitian ini adalah melakukan kajian penggunaan Upflow Anerobik Filter dan Slow Sand Filter dalam menurunkan kandungan zat organik, warna, Fe dan Mn air gambut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan air gambut yang diambil dari Propinsi Kalbar. Reaktor yang dipakai adalah rangkaian reaktor kombinasi Upflow Anaerobic Filter dan SSF. Variabel penelitian adalah variasi pH lingkungan (pH 5 – 9) untuk mengetahui pH optimum pertumbuhan bakteri anaerobik, variasi pada media Filter reaktor anaerobik (yaitu menggunakan kerikil, PVC dan botol bekas Yakult), dan variasi kecepatan filtrasi pada SSF (0.15, 0.3, dan 0.45 m3/m2.jam). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pH optimum pertumbuhan bakteri anaerob yang diisolasi dari air gambut (Clostridium sp dan Bacillus sp) adalah 7 – 8. Proses anaerobik dalam reaktor UAF lebih berperan dalam penurunan zat organik dan warna. Sedangkan proses fitrasi pada SSF lebih berperan dalam menurunkan Fe dan Mn. Pengolahan kombinasi UAF bermedia kerikil dengan SSF kecepatan filtrasi 0,15 m3/m2.jam adalah kombinasi yang terbaik dibandingkan dua variasi kombinasi yang lain, dan menghasilkan kualitas air dengan konsentrasi zat organik (PV) 43,2 mg/L, warna 11 Pt.Co, kekeruhan 13 NTU, Fe 0,5 mg/L, dan Mn 0,5 mg/L. Dari data tersebut menunjukkan bahwa parameter Fe yang memenuhi persyaratan sebagai air bersih sesuai PERMENKES No.416/ MENKES /PER/IX/1990, sedangkan 4 parameter lainnya masih belum memenuhi syarat.

Stephen J. Rooklidge - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Antimicrobial contaminant removal by multistage Slow Sand filtration
    Journal - American Water Works Association, 2005
    Co-Authors: Stephen J. Rooklidge, J. Ronald Miner, Tarek A. Kassim, Peter Nelson
    Abstract:

    In rural areas, where passive filtration of surface water is a viable option, aquatic systems can become contaminated by antimicrobials from wastewater treatment plants or diffuse pollution. This study examined Slow Sand Filter biomass (schmutzdecke) sorption behavior and removal efficiencies in a pilot roughing and Slow Sand Filter that was fed 0.2 mg/L of five compounds from four classes of antimicrobials. High-performance liquid chromatography/tandem mass spectrometry (HPLC MS/MS) was used to analyze aqueous antimicrobial concentrations. Schmutzdecke sorption coefficients were comparable to those previously found for soils but did not correlate well with estimates derived from octanol-water partition coefficients. Roughing filtration exhibited low removal efficiencies, but antimicrobials with high sorption coefficients can accumulate in roughing Filter waste and schmutzdecke. Atthe end of a 14-day Slow Sand filtration period, tylosin was not detected in Filter effluent and trimethoprim was >99% removed. Slow Sand filtration, however, exhibited

  • antimicrobial contaminant removal by multistage Slow Sand filtration
    Journal American Water Works Association, 2005
    Co-Authors: Stephen J. Rooklidge, Tarek A. Kassim, Ronald J Miner, Peter Nelson
    Abstract:

    In rural areas, where passive filtration of surface water is a viable option, aquatic systems can become contaminated by antimicrobials from wastewater treatment plants or diffuse pollution. This study examined Slow Sand Filter biomass (schmutzdecke) sorption behavior and removal efficiencies in a pilot roughing and Slow Sand Filter that was fed 0.2 mg/L of five compounds from four classes of antimicrobials. High-performance liquid chromatography/tandem mass spectrometry (HPLC MS/MS) was used to analyze aqueous antimicrobial concentrations. Schmutzdecke sorption coefficients were comparable to those previously found for soils but did not correlate well with estimates derived from octanol-water partition coefficients. Roughing filtration exhibited low removal efficiencies, but antimicrobials with high sorption coefficients can accumulate in roughing Filter waste and schmutzdecke. Atthe end of a 14-day Slow Sand filtration period, tylosin was not detected in Filter effluent and trimethoprim was >99% removed. Slow Sand filtration, however, exhibited <25% removal of lincomycin and <4% removal of the sulfonamide class of antimicrobials. Multistage filtration is regarded as an ineffective treatment method for antimicrobials with low Filter-media sorption coefficients.

  • Water Encyclopedia - Multistage Drinking Water Filtration
    Water Encyclopedia, 2005
    Co-Authors: Stephen J. Rooklidge
    Abstract:

    Multistage drinking water filtration is a combination of roughing Filter and Slow Sand Filter unit processes that broadens the use of these passive treatment methods to include source water whose turbidity is higher than that normally suitable for biological filtration. Slow Sand filtration is one of the oldest surface water treatment techniques, but it is easily compromised by source water with high turbidity caused by erosional or meteorologic events in the upstream watershed. By providing roughing Filter pretreatment, suspended solids are decreased and the biological integrity of the Slow Sand Filter is maintained with a concomitant extension of the filtration period. Slow Sand filtration is still a viable method of water treatment most suitable for raw water sources low in turbidity and suspended solids. Multistage filtration has been shown to be an efficient and effective drinking water treatment technique for source water with high turbidity, organic matter, and suspended solids. Keywords: Filters; water treatment; multistage Filters; horizontal roughing Filters; vertical roughing Filters; dynamic roughing Filters; Slow Sand Filters; pretreatment; coagulation

  • Modeling antimicrobial contaminant removal in Slow Sand filtration.
    Water research, 2004
    Co-Authors: Stephen J. Rooklidge, Erick R Burns, John P Bolte
    Abstract:

    Slow Sand Filters are used in rural regions where source water may be subjected to antimicrobial contaminant loads from waste discharges and diffuse pollution. A numerical model (LETA) was derived to calculate aqueous antimicrobial concentrations through time and depth of a Slow Sand Filter and estimate accumulating contaminant mass in the schmutzdecke. Input parameters include water quality variables easily quantified by water system personnel and published adsorption, partitioning, and degradation coefficients. Simulation results for the tetracycline, quinolone, and macrolide classes of antimicrobials suggested greater than 3-log removal from 1 microg/L influent concentrations within the top 40 cm of the Sand column, with schmutzdecke antimicrobial concentrations comparable to other land-applied waste biosolids. A 60-day challenge experiment injecting 1 microg/L tylosin to a pilot Slow Sand Filter showed an average 0.1mg/kg of the antimicrobial remaining in the schmutzdecke layer normally removed during Filter maintenance, and this value was the same order of magnitude as the sorbed concentration predicted by the LETA model.

  • Corrosion control enhancement from a dolomite-amended Slow Sand Filter.
    Water research, 2002
    Co-Authors: Stephen J. Rooklidge, Lloyd H. Ketchum
    Abstract:

    The associated decrease of pH in Slow Sand Filters, due to CO2 conversion and biological activity, may produce effluent that is slightly corrosive to downstream distribution pipe material. This pilot study examined the use of a 3-cm crushed dolomite limestone media layer placed within the Filter column of a Slow Sand Filter to enhance effluent corrosion control by the introduction of beneficial dolomite dissolution products, without impacting turbidity removal efficiencies. Turbidity removal, calcium concentration, pH, conductivity, total hardness and alkalinity changes were calculated for the Filter during a 60-day pilot study, and water chemistry values were used to estimate the changes of the saturation index (SI) throughout the Filter run. Total hardness change through the Filter was compared to change calculated by a derived equation for hardness using calcium concentrations to determine if the media was dissolving in stoichiometric proportions, and mineral service life in the Filter was estimated using an assumption of stoichiometric dissolution at a constant flow rate. Effluent SI was raised an average of 30%, alkalinity was increased by 19%, and effluent pH averaged 7.7. Filter effluent complied with current turbidity regulatory requirements for the provision of potable water, and mineral service life was estimated between 7.5 and 9.5 years.

Nurina Fitriani - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Performance of geotextile-based Slow Sand Filter media in removing total coli for drinking water treatment using system dynamics modelling.
    Heliyon, 2020
    Co-Authors: Nurina Fitriani, Wahyono Hadi, Maritha Nilam Kusuma, Budisantoso Wirjodirdjo, Joni Hermana, Ni’matuzahroh, Setyo Budi Kurniawan, Siti Rozaimah Sheikh Abdullah, Radin Maya Saphira Radin Mohamed
    Abstract:

    In a Slow Sand Filter, a biological layer consisting of alluvial mud and various types of microorganisms grows and attaches to the Sand media and forms a matrix called schmutzdecke. Changes to several factors, including the quality of raw water, filtration speed, and the addition of media, affect the performance of the Slow Sand Filter unit in producing treated water. Geotextiles can be equipped to improve the performance of a Slow Sand Filter in removing pollutants. The selection of several factors that affect Slow Sand Filter performance can be used as a starting point for the engineering system to determine the best pattern of performance behavior. This approach was carried out by looking at the dynamic behavior patterns of Slow Sand Filter system performance in treating raw water. This research has not yet been conducted extensively. The dynamic behavior pattern approach to the performance of the Slow Sand Filter unit was used to obtain the behavior model for the schmutzdecke layer on the Filter. The system dynamic approach focused on treatment scenarios that can determine the behavior of the Slow Sand Filter system. Several factors were assessed, including temperature, turbidity, nutrient concentration, algal concentration, bacteria and dissolved oxygen. Model simulation results show that the comparison of C: N: P values affected the performance of the schmutzdecke layer in removing total coli. The Slow Sand Filter unit was capable of producing treated water with a total amount of coli equal to 0 on the C: N: P values of 85: 5.59: 1.25, respectively, and a 9 cm geotextile thickness.

  • pengaruh ketebalan media geotekstil dan arah aliran terhadap penyisihan kekeruhan dan total coli pada Slow Sand Filter rangkaian seri
    Jurnal Teknik ITS, 2014
    Co-Authors: A Dewi A Hendrayani, Nurina Fitriani, Wahyono Hadi
    Abstract:

    Proses pembersihan pada Slow Sand Filter dikenal dengan cara scrapping. Hal ini memerlukan biaya yang kurang ekonomis jika ditinjau dari segi proses pembaharuan media setelah proses scrapping . Cara scrapping dapat diminimisasi dengan penggunaan geotekstil pada Slow Sand Filter. Selain itu juga dapat meningkatkan kinerja Slow Sand Filter karena struktur geotekstil yang baik untuk proses filtrasi . Pada penelitian ini dilakukan pengolahan air menggunakan Slow Sand Filter dengan perpaduan variasi ketebalan media geotekstil dan arah aliran. Ketebalan media geotekstil yang digunakan adalah 4 cm dan 6 cm. Geotekstil yang digunakan pada penelitian ini adalah tipe nonwoven. Sedangkan untuk arah aliran yang digunakan adalah down-up dan down-down. Slow Sand Filter yang digunakan disusun secara seri dengan tambahan unit pretreatment yaitu roughing Filter . Parameter yang dianalisis pada penelitian ini adalah kekeruhan dan total coli. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh penyisihan kekeruhan yang lebih baik pada penelitian ini sebesar 91,55%. Penyisihan total coli yang lebih baik pada penelitian ini yaitu sebesar 99,38%. Hasil penyisihan kedua parameter tersebut diperoleh dari variasi ketebalan 6 cm dengan arah aliran down-down.

  • pengaruh ketebalan media geotextile dan arah aliran Slow Sand Filter rangkaian seri untuk menyisihkan p total dan n total
    Jurnal Teknik ITS, 2014
    Co-Authors: Ayuningtyas Ayuningtyas Ayuningtyas, Nurina Fitriani, Wahyono Hadi
    Abstract:

    Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap parameter-parameter yang berkaitan dengan standar kualitas air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.492/MENKES/PER/IV/2010 pada air baku Kali Surabaya yang terlebih dahulu diolah pada unit pretreatment di IPAM Ngagel 1 Surabaya dan air yang akan diolah berasal dari outlet prasedimentasi . Air outlet prasedimentasi diolah terlebih dahulu menggunakan 4 unit roughing Filter yang disusun secara seri kemudian diolah lebih lanjut ke unit Slow Sand Filter dengan rangkaian seri. Digunakan dua variabel yaitu variasi arah aliran dan variasi ketebalan media geotextile . Media geotextile yang digunakan berjenis geotextile non woven . Ketebalan media geotextile yang digunakan sebesar 4 cm dan 6 cm sedangkan variasi arah aliran yang digunakan yaitu downflow-upflow dan downflow-downflow . Digunakan unit pengolahan Slow Sand Filter dengan rangkaian seri sebanyak 2 reaktor. Pada penelitian ini akan dilakukan penambahan media geotextile di unit Slow Sand Filter dan nantinya diharapkan supaya kandungan N total dan P total dapat diturunkan. Flow rate yang digunakan pada unit Slow Sand Filter sebesara 0,3 m 3 /m 2 jam. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui ketebalan media geotextile dan arah aliran yang optimum pada unit Slow Sand Filter dan menganalisis pengaruh penambahan media geotextile terhadap kualitas air hasil olahan unit Slow Sand Filter untuk menyisihkan N total dan P total.

  • pengaruh roughing Filter dan Slow Sand Filter dalam pengolahan air minum dengan air baku dari intake karang pilang terhadap parameter fisik
    Undergraduate Thesis Environment Engineering RSL 628.164 Fit p 2010, 2010
    Co-Authors: Nurina Fitriani
    Abstract:

    Alternatif pengolahan air yang digunakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Karangpilang masih menerapkan sistem konvensional dan masih menggunakan penambahan bahan kimia untuk menurunkan kekeruhan. Hal ini menyebabkan kebutuhan koagulan semakin banyak dan pengolahan air menjadi semakin mahal sehingga dibutuhkan suatu pengolahan yang efektif, efisien, murah, dan layak diterapkan. Dalam penelitian ini menggunakan parameter fisik (kekeruhan dan warna) dan variasi filtration rate. Unit yang digunakan adalah Roughing Filter (RF), Prasedimentasi, Slow Sand Filter (SSF), dan Rapid Sand Filter (RSF). Variasi filtration rate yang digunakan adalah 0,125 m3/m2.jam; 0,25m3/m2.jam; dan 0,5 m3/m2.jam. Selanjutnya menentukan nilai kekeruhan dan warna yang dapat diturunkan oleh tiap-tiap unit, menentukan nilai kekeruhan dan warna yang dapat diturunkan dari berbagai variabel filtration rate yang diberikan, pengaruh filtration rate terhadap pola pencucian unit RF dan SSF, dan pengaruh RF dan SSF terhadap pengolahan air baku. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa efisiensi penurunan nilai kekeruhan dan konsentrasi warna efisien dilakukan oleh unit SSF dengan pengolahan pendahuluan dengan menggunakan unit RF. Penurunan nilai kekeruhan dan konsentrasi warna pada unit RF dan SSF paling efektif pada filtration rate 0,25 m3/m2.jam. Semakin tinggi filtration rate maka semakin sering pula periode pencucian tiap unit. Pengolahan air baku dengan menggunakan RF dan SSF dapat mengurangi penggunaan bahan kimia sehingga dapat menghemat biaya pengolahan.

John P Bolte - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Modeling antimicrobial contaminant removal in Slow Sand filtration.
    Water research, 2004
    Co-Authors: Stephen J. Rooklidge, Erick R Burns, John P Bolte
    Abstract:

    Slow Sand Filters are used in rural regions where source water may be subjected to antimicrobial contaminant loads from waste discharges and diffuse pollution. A numerical model (LETA) was derived to calculate aqueous antimicrobial concentrations through time and depth of a Slow Sand Filter and estimate accumulating contaminant mass in the schmutzdecke. Input parameters include water quality variables easily quantified by water system personnel and published adsorption, partitioning, and degradation coefficients. Simulation results for the tetracycline, quinolone, and macrolide classes of antimicrobials suggested greater than 3-log removal from 1 microg/L influent concentrations within the top 40 cm of the Sand column, with schmutzdecke antimicrobial concentrations comparable to other land-applied waste biosolids. A 60-day challenge experiment injecting 1 microg/L tylosin to a pilot Slow Sand Filter showed an average 0.1mg/kg of the antimicrobial remaining in the schmutzdecke layer normally removed during Filter maintenance, and this value was the same order of magnitude as the sorbed concentration predicted by the LETA model.