Koro

14,000,000 Leading Edge Experts on the ideXlab platform

Scan Science and Technology

Contact Leading Edge Experts & Companies

Scan Science and Technology

Contact Leading Edge Experts & Companies

The Experts below are selected from a list of 2586 Experts worldwide ranked by ideXlab platform

Ds ,syarif Assalam - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • KORELASI KONSENTRASI KOAGULAN GLUCONO DELTA LACTONE (GDL) DAN SUHU PENGGUMPALAN TERHADAP KARAKTERISTIK DADIH KACANG Koro PEDANG (Canavalia ensiformis)
    2019
    Co-Authors: Joko Priyono 14.302.0334, Ds ,tantan Widiantara, Ds ,syarif Assalam
    Abstract:

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari korelasi antara konsentrasi koagulan Glucono Delta Lactone (GDL) dan suhu penggumpal yang digunakan terhadap karakteristik dadih kacang Koro. Penelitian ini terdiri dari dua tahap penelitian. Penelitian tahap I bertujuan untuk menentukan perbandingan antara kacang Koro pedang dengan air, dimana perbandingan yang digunakan yaitu kacang (Koro : air) 1 : 6, 1 : 8, dan 1 : 10. Perbandingan yang dipilih berdasarkan kadar protein dan total rendemen tertinggi yaitu 1 : 8. Penelitian tahap II menggunakan metode Regresi Linear Berganda dengan variabel independent konsentrasi koagulan Glucono Delta Lactone atau GDL (1% ; 1,2% ; 1,4% ; 1,6% ; dan 1,8%) dan suhu penggumpalan (65°C ; 70°C ; 75°C ; 80°C ; dan 85°C) dan variabel dependent (kadar protein, kadar lemak, dan rendemen). Hasil penelitian tahap II menunjukkan bahwa konsentrasi koagulan Glucono Delta Lactone (GDL) dan suhu penggumpalan berkorelasi sangat kuat terhadap kadar protein dengan nilai koefisien korelasi 0,91, berkorelasi rendah terhadap kadar lemak dengan nilai koefisien korelasi 0,19, dan berkorelasi kuat terhadap rendemen yang dihasilkan dengan nilai koefisien korelasi 0,89. Kata kunci : Kacang Koro Pedang, Regresi Linear Berganda, Glucono Delta Lacton

  • PENGARUH KONSENTRASI GLUCONO DELTA LACTONE (GDL) DAN SUHU KOAGULASI TERHADAP KARAKTERISTIK TAHU BERBAHAN BAKU KACANG Koro (Canavalia ensiformis)
    2019
    Co-Authors: Syifa Rohmayati Fajar 133020253, Ds ,ela T. Sutrisno, Ds ,syarif Assalam
    Abstract:

    Tahu adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang dibuat melalui proses pengolahan kedelai (Glycine sp.) dengan cara penggumpalan proteinnya, dengan atau tidak ditambah bahan lain yang diizinkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat tahu berbahan baku kacang Koro (Canavalia ensiformis) dengan menggunakan Glucono Delta Lactone (GDL) serta menentukan suhu koagulasi terbaik terhadap karakteristik tahu. Metode penelitian yang digunakan terdiri dari penelitian pendahuluan yaitu penentuan perbandingan kacang Koro dan air untuk pembuatan sari kacang Koro. Penelitian utama menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terhadap faktor konsentrasi GDL (3%, 4%, dan 5% ) dan suhu koagulasi (70ºC, 80ºC, dan 90ºC). Respon yang diukur adalah respon kimia meliputi kadar air, kadar pati, kadar protein, dan kadar asam sinida (HCN), respon organoleptik terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur. Berdasarkan hasil uji organoleptik terhadap atribut warna dan aroma tingkat kesukaan panelis yang tertinggi yaitu pada tahu dengan konsentrasi GDL 3% dan suhu koagulasi 80ºC. Pada atribut tekstur tingkat kesukaan panelis tertinggi yaitu pada tahu dengan konsentrasi 5% dan suhu koagulasi 70ºC. Pada atribut rasa tingkat kesukaan panelis tertinggi pada tahu dengan konsentrasi 5% dan suhu koagulasi 80ºC. Produk tahu kacang Koro terpilih yaitu tahu dengan konsentrasi GDL 3% dan suhu koagulasi 70ºC yang mengandung kadar air 82,83%, kadar pati 24,16%, kadar protein 20,77% dan kadar HCN 12,13 mg/kg. Kata kunci: Tahu, Kacang Koro, GDL, Suhu Koagulas

  • PENGARUH JENIS PELARUT BASA DAN pH PELARUT BASA TERHADAP KARAKTERISTIK KONSENTRAT PROTEIN Koro PEDANG PUTIH (Canavalia ensiformis)
    2019
    Co-Authors: Ernawati Anggraeni 133020226, Ds ,wisnu Cahyadi, Ds ,syarif Assalam
    Abstract:

    Koro pedang putih (Canavalia ensiformis) memiliki kadar protein sebesar 27,4% yang dapat dimanfaat kan sebagai sumber protein nabati yang dapat memenuhi angka kebutuhan protein nabati masyarakat indonesia, konsentrat protein merupakan salah satu produk yang banyak digunakan dalam produk pangan karena angka protein nya yang tinggi, sehingga dilakukan analisis terhadap kacang Koro pedang putih yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh perbedaan pelarut basa dan pH pelarut basa terhadap karakteristik konsentrat protein Koro pedang putih. Pembuatan konsentrat protein terdiri dari 3 tahap yaitu tahap I pembuatan tepung, tahap II pelarutan protein dengan pelarut basa, basa yang digunkan dalam penelitian ini adalah Ca(OH)2 dan KOH sedangkan vasiasi pH yang dianalisis adalah pH 10,11 dan 12, dan tahap III yaitu penggumpalan protein dengan menggunakan asam dengan menggunakan HCL pada pH 4,5. Hasil dari penelitian isolate protein Koro pedang putih menunjukan bahwa terdapat pengaruh dari karakteristik kimia, sifat fungsional dan fisik: suhu yang terpilih adalah 60oC, kadar protein tertinggi 66,89%, Kadar HCNterendah 0,03 mg/kg, Daya serap air 80,19%, daya serap minyak 64,18%, rendemen 16,24%, kecerahan 74,67, kemerahan 6,32, kekuningan 24,06. Kata Kunci : Konsentrat protein, Koro Pedang Putih, pH, Ca(OH)2, KO

Nisa, Amalia Khoirun - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Karakterisasi dan Analisis Kekerabatan 16 Aksesi Koro Lokal
    'Orissa Journal of Otolaryngology and Head and Neck Surgery', 2019
    Co-Authors: Nisa, Amalia Khoirun, Ashari Sumeru
    Abstract:

    Koro merupakan jenis tanaman polong-polongan yang menyebar di berbagai daerah di Indonesia dengan nama dan jenis yang berbeda-beda seperti Koro pedang, Koro kratok, Koro benguk, Koro uceng dan lain sebagainya.Kandungan gizi Koro yang tinggi protein dan rendah lemakdapat menjadi alternatif bahan pangan untuk mensubstibtusi kedelai. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakter morfologi Koro serta mengetahui hubungan kekerabatan pada 16 aksesi Koro.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Agustus 2018 di ATP-UB Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Bahan yang digunakan berupa 16 aksesi benih Koro lokal yang diperoleh dari eksplorasi beberapa daerah antara lain Surabaya, Banyuwangi, Blitar, Yogyakarta, Madiun, Tulungagung, Kediri dan Mojokerto.Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode petak tunggal yaitu dengan menanam 16 aksesi dalam satu populasi yang berbeda di lingkungan yang sama tanpa ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakterisasi dari 16 aksesi Koro lokal memiliki keunikan dan potensi yang berbeda. Keunikan dan potensi tersebut dapat dilihat dari karakter kuantitatif dan kualitatif dari masing-masing aksesi. Analisis kekerabatan pada 16 aksesi Koro menunjukkan kekerabatan yang dekat yaitu dengan koefisien kemiripan 0,658-0,952. Dendogram menunjukkan terdapat 5 kelompok yang mengelompok berdasarkan spesies yang sama yaitu Koro Benguk 1 dan Koro Babi 2 (Mucuna pruriens L.), Koro Krupuk 2 dengan Koro Krupuk 1 (Phaseolus lunatus L.), Koro 1 dengan Koro Sayur (Phaseolus lunatus L.), Koro 2 dengan Koro Uceng 1 (Dolichos lablab L.) dan Koro Uceng 2 dengan Koro Putih (Dolichos lablab L.). Kesamaan karakter yang dimiliki suatu spesies dapat menunjukkan kekerabatan meskipun berada dalam genus yang berbeda

  • Karakterisasi Dan Analisis Kekerabatan 16 Aksesi Koro Lokal
    2018
    Co-Authors: Nisa, Amalia Khoirun
    Abstract:

    Koro merupakan jenis tanaman polong-polongan yang menyebar di berbagai daerah di Indonesia dengan nama dan jenis yang berbeda-beda seperti Koro pedang, Koro kratok, Koro benguk, Koro uceng dan lain sebagainya. Kandungan gizi Koro yang tinggi protein dan rendah lemak dapat menjadi alternatif bahan pangan dan industri untuk mensubstibtusi kedelai. Masing-masing kandungan kedelai dan Koro pada 100 g-1 yaitu 39% protein; 35.5% karbohidrat dan 19.6% lemak untuk kedelai dan 66.1% karbohidrat; 27.4% protein; dan 2.9% lemak untuk kacang Koro. Oleh karena itu perlu dilakukan program pemuliaan tanaman untuk mendapatkan varietas Koro yang unggul dengan karakter yang diinginkan. Syarat keberhasilan pemuliaan tanaman adalah tersedianya keragaman genetik dalam populasi. Informasi keragaman genetik tanaman Koro yang ada masih terbatas. Untuk itu perlu dilakukan eksplorasi, karakterisasi, dan analisis kekerabatan aksesi Koro lokal agar dapat dilakukan konservasi sumber plasma nutfah Koro sebagai bahan dasar pemuliaan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakter morfologi Koro serta mengetahui hubungan kekerabatan pada 16 aksesi Koro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Agustus 2018 di ATP-UB Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya yaitu cangkul, ajir bambu, tali rafia, sprayer, meteran, alat tulis, jangka sorong, peggaris, kamera, label dan pedoman karakter morfologi menggunakan Lima Bean Descriptor, Descriptors for Grassland Legumes, Dolichos lablab Descriptors dan Phaseolus vulgaris Descriptors dari IBPGR (1984). Sedangkan bahan yang digunakan berupa 16 aksesi benih Koro lokal yang diperoleh dari eksplorasi beberapa daerah antara lain Surabaya, Banyuwangi, Blitar, Yogyakarta, Madiun, Tulungagung, Kediri dan Mojokerto. Selain itu juga digunakan, insektisida, pupuk kandang, pupuk urea dengan dosis 300 kg/ha, SP-36 250 kg/ha, dan KCL 250 kg/ha. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode petak tunggal yaitu dengan menanam 16 aksesi dalam satu populasi yang berbeda di lingkungan pertanaman yang sama tanpa ulangan. Variabel pengamatan yang diamati pada sampel tanaman yang telah dilakukan meliputi: karakter kuantitatif yaitu: tinggi tanaman (cm), panjang daun (cm), umur awal berbunga (hst), panjang tandan (cm), awal muncul polong (hst), panjang polong (cm), lebar polong (cm), diameter polong (cm), panjang biji (mm), lebar biji (mm), diameter biji (mm), dan berat 100 biji (g). Sedangkan karakter kualitatif yang diamati adalah warna urat daun, bentuk daun, pola pertumbuhan, warna kelopak bunga, warna polong, warna biji, corak biji, bentuk biji, warna kotiledon, warna hipokotil dan warna daun. Data karakter kuantitatif dianalisis dengan menghitung rerata, ragam dan koefisien keragaman. Analisis kekerabatan menggunakan data kuantitatif dan kualitatif yang telah ditransformasikan menjadi data biner kemudian dianalisis menggunakan program MVSP (Multi Variete Statistical Package) dengan metode UPGMA (Unweighted Pair-group Methode with Arithmatic Averaging).ii Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakterisasi dari 16 aksesi Koro lokal memiliki keunikan dan potensi yang berbeda. Keunikan dan potensi tersebut dapat dilihat dari karakter kuantitatif dan kualitatif dari masing-masing aksesi. Analisis kekerabatan pada 16 aksesi Koro menunjukkan kekerabatan yang dekat yaitu dengan koefisien kemiripan 0,658-0,952. Dendogram menunjukkan terdapat 5 kelompok yang mengelompok berdasarkan spesies yang sama yaitu Koro Benguk 1 dan Koro Babi 2 (Mucuna pruriens L.), Koro Krupuk 2 dengan Koro Krupuk 1 (Phaseolus lunatus L.), Koro 1 dengan Koro Sayur (Phaseolus lunatus L.), Koro 2 dengan Koro Uceng 1 (Dolichos lablab L.) dan Koro Uceng 2 dengan Koro Putih (Dolichos lablab L.). Kesamaan karakter yang dimiliki suatu spesies dapat menunjukkan kekerabatan meskipun berada dalam genus yang berbeda

Ds ,tantan Widiantara - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • KORELASI KONSENTRASI KOAGULAN GLUCONO DELTA LACTONE (GDL) DAN SUHU PENGGUMPALAN TERHADAP KARAKTERISTIK DADIH KACANG Koro PEDANG (Canavalia ensiformis)
    2019
    Co-Authors: Joko Priyono 14.302.0334, Ds ,tantan Widiantara, Ds ,syarif Assalam
    Abstract:

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari korelasi antara konsentrasi koagulan Glucono Delta Lactone (GDL) dan suhu penggumpal yang digunakan terhadap karakteristik dadih kacang Koro. Penelitian ini terdiri dari dua tahap penelitian. Penelitian tahap I bertujuan untuk menentukan perbandingan antara kacang Koro pedang dengan air, dimana perbandingan yang digunakan yaitu kacang (Koro : air) 1 : 6, 1 : 8, dan 1 : 10. Perbandingan yang dipilih berdasarkan kadar protein dan total rendemen tertinggi yaitu 1 : 8. Penelitian tahap II menggunakan metode Regresi Linear Berganda dengan variabel independent konsentrasi koagulan Glucono Delta Lactone atau GDL (1% ; 1,2% ; 1,4% ; 1,6% ; dan 1,8%) dan suhu penggumpalan (65°C ; 70°C ; 75°C ; 80°C ; dan 85°C) dan variabel dependent (kadar protein, kadar lemak, dan rendemen). Hasil penelitian tahap II menunjukkan bahwa konsentrasi koagulan Glucono Delta Lactone (GDL) dan suhu penggumpalan berkorelasi sangat kuat terhadap kadar protein dengan nilai koefisien korelasi 0,91, berkorelasi rendah terhadap kadar lemak dengan nilai koefisien korelasi 0,19, dan berkorelasi kuat terhadap rendemen yang dihasilkan dengan nilai koefisien korelasi 0,89. Kata kunci : Kacang Koro Pedang, Regresi Linear Berganda, Glucono Delta Lacton

  • PENGARUH PERBANDINGAN SARI Koro (Canavalia ensiformis) DENGAN SARI BAYAM (Amaranthus spp) TERHADAP KARAKTERISTIK TAHU Koro PEDANG PUTIH (Canavalia ensiformis)
    2019
    Co-Authors: Yulia Veriyani 113020154, Ds ,tantan Widiantara, Ds Hasnelly
    Abstract:

    Tahu adalah gumpalan protein kedelai yang diperoleh dari hasil penyaringan kedelai yang telah digiling dengan penambahan air. Penggumpalan protein dilakukan dengan penambahan cairan biang atau garam-garam kalsium, misalnya kalsium sulfat yang dikenal dengan nama batu tahu, batu coko, atau sioko. Penelitian ini adalah untuk menghasilkan tahu berbahan baku kacang Koro serta penggunaan bayam sebagai bahan penunjang untuk menambah serat pada tahu. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktorial 1 x 5 dengan 5 kali ulangan, sehingga diperoleh 25 kombinasi perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan. Perbandingan sari Koro dan sari bayam (K) (4:1, 7:3, 3:2, 1:1, 2:3) dan konsentrasi asam asetat (S) (4%). Respon penelitian ini meliputi analisis kadar serat, kadar protein, kadar air dan kadar sianida serta uji organoleptik meliputi warna, aroma, tekstur dan rasa. Hasil penelitihan bahan baku pada sampel sari Koro dan sari bayam didapatkan hasil, sari Koro mengandung kadar asam sianida (HCN) sebesar 14,59 mg/Kg dan 14,37 mg/Kg. Sedangkan sari bayam mengandung kadar serat 0,93% dan 0,84%. Perbandingan sari Koro dengan sari bayam memberikan pengaruh yang nyata terhadap aroma, tekstur, rasa, kadar serat, kadar protein, dan kadar asam sianida, sedangkan terhadap warna dan kadar air perlakuan perbandingan sari Koro dengan sari bayam tidak memberikan pengaruh yang nyata. Kata kunci : Sari kacang Koro, sari bayam, asam aseta

  • AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KACANG Koro PEDANG (Canavalia ensiformis) DENGAN MENGGUNAKAN METODE 1,1-diphenyl-2-picrylhdrazil (DPPH)
    2018
    Co-Authors: Dwi Yulianti 133020157, Ds ,tantan Widiantara
    Abstract:

    The aim of this research is to understand about antioxidant activities from various Koro bean fraction using DPPH method. Research method have been done by three step, i.e; the first step was made Koro bean flour, the second step was separated active compound in fraction Koro bean flour and the third stage was analysed antioxidant activities from various fraction Koro pedang bean and antioxidant activities was be avowed on IC 50 or retardation. The trial research have been conducted by antioxidant activities with 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil (DPPH) method and phytochemical test. The result of this research are shows that methanol fraction IC 50 value, ethyl acetate fraction, n-hexane fraction and water fraction from Koro bean respectively are 2648;94, 303;54, 2433;06, dan 2400;71 ppm. Those result shows that on the four fraction which is tested have weakness antioxidant activities due to above 200 ppm. Keywords : Antioxidant, 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil (DPPH)

Darini, Maria Theresia - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • PENGARUH PEMBERIAN MACAM BAHAN ORGANIK DAN DOSIS LEMPUNG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN Koro PEDANG (Canavalia ensiformis L.) DI LAHAN PASIR
    'Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa - Faculty of Economics', 2019
    Co-Authors: Lestari, Fitri Ayu Puji, Prasetyowati, Sri Endah, Darini, Maria Theresia
    Abstract:

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian macam bahan organik dan dosis lempung terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Koro pedang (Canavalia ensiformis L.). Penelitian dilaksanakan di Dusun Mancingan Desa Parangtritis Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, pada ketinggian tempat 15 m dpl, suhu minimum 28 C dan suhu maksimum 32C. Jenis tanah pasir, curah hujan 90,76 mm per tahun. Metode penelitian ini adalah percobaan faktorial 4 x 2 yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL). Faktor pertama pemberian macam bahan organik yang terdiri dari empat level yaitu B1 : Pupuk kandang ayam, B2 : Pupuk kandang kambing, B3 : Pupuk kandang sapi, dan B4 : Pupuk daun gliriside. Faktor kedua penambahan dosis lempung yang terdiri dari dua level yaitu L1: 10 ton ha-1 dan L2: 20 ton ha-1. Analisis hasil menggunakan sidik ragam, dilanjutkan uji jarak berganda Duncan dengan jenjang nyata 5 %. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terjadi interaksi antara pemberian macam bahan organik dan dosis lempung terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Koro pedang. Pertumbuhan Koro pedang terbaik pada pemberian pupuk hijau dan dosis lempung 10 ton ha-1. Hasil tertinggi juga diperoleh pada pemberian pupuk hijau dan dosis lempung 10 ton ha-1

  • PENGARUH MACAM AMELIORAN LOKAL DAN DOSIS LEGIN Koro TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN Koro PEDANG (Canavalia ensiformis L.) DI LAHAN MARJINAL TANAH GRUMUSOL
    'Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa - Faculty of Economics', 2019
    Co-Authors: Marjuki Ismail, Susilaningsih, Sri Endah Prasetyowati, Darini, Maria Theresia
    Abstract:

    This study aims to determine the effect of local ameliorant of types and the dosage of Legin bean on the Jack Bean plant. The research was conducted in March to July 2018 on the UPTD land in the Development of Food Crops and Horticulture Hatchery, Gading unit. Jl. Yogyakarta-Wonosari Km 33, Playen, Gading, Gunung Kidul District, Special Region of Yogyakarta, at an altitude of 200 meters above sea level and temperatures between 23-32 0C, in grumusol soil type. The study was arranged in Randomized Complete Block Design (RCBD) consisting of two factors and three replications. The first factor has the type of local ameliorant consisting of chicken manure and gamal green fertilizer. The second factor has the dose of legin Koro which consists of three levels, namely: without legin Koro dose, 50 g dose of legin Koro, and 100 g legin Koro. The observation variables included the plant height, number of leaves, production branches, plant fresh weight, plant dry weight, number of active root nodules, number of pods per plant, pod length per plant, dry pod weight per plant, weight of 100 seeds, and yield per hectare analysis. The result of the study showed no interaction between the treatment of local ameliorant and legin bean dosages on all observation variables, the type of ameliorant did not affect to plant growth, but increase the yield of seeds per hectare and the dosage of legin bean did not affect plant growth, but increase the yield of seeds per hectar

Ashari Sumeru - One of the best experts on this subject based on the ideXlab platform.

  • Karakterisasi dan Analisis Kekerabatan 16 Aksesi Koro Lokal
    'Orissa Journal of Otolaryngology and Head and Neck Surgery', 2019
    Co-Authors: Nisa, Amalia Khoirun, Ashari Sumeru
    Abstract:

    Koro merupakan jenis tanaman polong-polongan yang menyebar di berbagai daerah di Indonesia dengan nama dan jenis yang berbeda-beda seperti Koro pedang, Koro kratok, Koro benguk, Koro uceng dan lain sebagainya.Kandungan gizi Koro yang tinggi protein dan rendah lemakdapat menjadi alternatif bahan pangan untuk mensubstibtusi kedelai. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakter morfologi Koro serta mengetahui hubungan kekerabatan pada 16 aksesi Koro.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Agustus 2018 di ATP-UB Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Bahan yang digunakan berupa 16 aksesi benih Koro lokal yang diperoleh dari eksplorasi beberapa daerah antara lain Surabaya, Banyuwangi, Blitar, Yogyakarta, Madiun, Tulungagung, Kediri dan Mojokerto.Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode petak tunggal yaitu dengan menanam 16 aksesi dalam satu populasi yang berbeda di lingkungan yang sama tanpa ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakterisasi dari 16 aksesi Koro lokal memiliki keunikan dan potensi yang berbeda. Keunikan dan potensi tersebut dapat dilihat dari karakter kuantitatif dan kualitatif dari masing-masing aksesi. Analisis kekerabatan pada 16 aksesi Koro menunjukkan kekerabatan yang dekat yaitu dengan koefisien kemiripan 0,658-0,952. Dendogram menunjukkan terdapat 5 kelompok yang mengelompok berdasarkan spesies yang sama yaitu Koro Benguk 1 dan Koro Babi 2 (Mucuna pruriens L.), Koro Krupuk 2 dengan Koro Krupuk 1 (Phaseolus lunatus L.), Koro 1 dengan Koro Sayur (Phaseolus lunatus L.), Koro 2 dengan Koro Uceng 1 (Dolichos lablab L.) dan Koro Uceng 2 dengan Koro Putih (Dolichos lablab L.). Kesamaan karakter yang dimiliki suatu spesies dapat menunjukkan kekerabatan meskipun berada dalam genus yang berbeda